JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan penentuan tarif Mass Rapid Transit (MRT) harus dicari jalan tengahnya.
Menurut Kalla, besaran tarif MRT bisa disesuaikan dengan pendapatan rata-rata masyarakat Jakarta. Namun, Kalla menilai hal itu tak boleh merugikan nilai investasi yang digelontorkan untuk membangun MRT.
"Tarif ideal tergantung orang, ada yang idealnya tinggi. Ada yang idealnya tergantung pendapatannya. Tapi jalan tengahnya iyalah tentu bagaiamana mencapai ini (keputusan akhir) kan," kata Kalla usai menjajal MRT di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Selain ditinjau dari segi ekonomis, Kalla menambahkan, penentuan besaran tarif MRT juga bisa ditinjau dari segi efisiensi.
Baca juga: DKI Bersurat ke DPRD untuk Bahas Tarif MRT dan LRT
Menurut dia, ada harga khusus yang harus dibayar oleh warga Jakarta yang menggunakan MRT sebab bisa terhindar dari kemacetan. Hal itu yang Kalla sebut penetapan tarif berdasarkan segi efisiensi.
Ke depan, untuk penetapan tarif, Kalla menyerahkan sepenuhnya kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Tarif itu tergantung juga kalau saya pakai ongkosnya murah tapi telat. Jadi ini (MRT) bisa (punya) kecepatan dan kenyamanan bisa dipastikan," lanjut Kalla.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.