Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bau Sampah dari TPA Cipeucang Sering Tercium hingga Stasiun Serpong

Kompas.com - 22/02/2019, 21:58 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Bau busuk dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang sering tercium hingga ke Stasiun Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).

Hal itu disampaikan Gugun (32), klining servis yang bekerja di stasiun Serpong.

"Sering, biasanya tuh kalau angin lagi kencang baunya sampai kemari," kata Gugun di Stasiun Serpong, Jumat (22/2/2019).

Ia mengemukakan, sering kali para penumpang kereta mengeluh akan bau busuk yang bersumber dari TPA Kota Tangerang Selatan tersebut.

Dari pantauan Kompas.com Jumat sore, bau memang tercium saat baru turun dari kereta. Saat hujan, dan angin berhembus di lokasi, bau tidak sedap itu bertambah kuat.

Baca juga: Warga Desa Burangkeng yang Tak Pernah Jemu Unjuk Rasa karena Terdampak TPA

"Biasa kalau sudah bau gitu dari manajemen suka nyuruh semprotin parfum buat jaga kenyamanan penumpang," ujar Gugun

Hal serupa disampaikan  Supardi (40), juru parkir Stasiun Serpong. Ia menuturkan bau busuk itu sudah bertahan-tahun tercium di wilayah sekitar stasiun.

"Tapi ya mau bagaimana lagi ya, satu Kota (Tangsel) buang sampahnya ke sana, stasiun juga kalau buang sampah ke sana," kata Supardi.

TPA Cipeucang berjarak satu kilometer lebih dari lokasi stasiun. TPA itu juga hanya berjarak puluhan meter dari pemukiman warga Kampung Nambo, Serpong, Tangsel.

Ketua RT 03 RW 04, Kampung Nambo, Dahlan Kusnadi menyebutkan, lokasi tersebut sudah digunakan Pemerintah Kota Tangsel sejak lepas dari Kabupaten Tangerang tahun 2008.

Sebelumnya tempat itu memang sudah menjadi tempat pembuangan sampah. Namun, hanya sampah-sampah yang berasal dari Pasar Serpong yang dibuang di sana. Saat terjadi pemekaran wilayah, Pemkot Tangsel yang dilarang untuk membuang sampah ke Kabupaten Tangerang. Jadilah lokasi itu sebagai tempat pembuangan akhir.

Dahlan menyebtukan, warga sempat memprotes keberadaan TPA tersebut lantaran bau menyengat yang tercium hingga ke pemukiman warga.

"Sempat di demo masyarakat, sebagai bentuk mengekspresikan kekecewaan. Kadang keberatan (disampaikan) di berbagai pertemuan," kata Dahlan

Namun karena pemerintah belum memiliki lahan lain untuk membuang sampah, warga perlahan-lahan mulai pasrah akan kondisi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com