Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2019, 15:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

CARACAS, KOMPAS.com - Pemerintah Venezuela mengumumkan telah menutup total perbatasan dengan Kolombia di tengah upaya oposisi mendatangkan bantuan kemanusiaan.

Dalam kicauannya di Twitter, Wakil Presiden Delcy Rodriguez menuduh Kolombia menyebabkan ancaman serius terhadap keamanan dan perdamaian Venezuela.

"Jadi, kami menutup sementara seluruh jembatan yang menghubungkan dua negara di Tachira," kata Rodriguez seperti dikutip AFP Sabtu (23/2/2019).

Baca juga: Rusia Tuduh AS Kirim Bantuan ke Venezuela sebagai Taktik Militer

Keputusan itu diambil beberapa jam setelah pemimpin oposisi Juan Guaido secara mengejutkan menyeberang ke kota Cucuta yang berada di perbatasan Kolombia.

Ketua Dewan Nasional itu bergabung dengan ribuan orang lainnya dalam konser yang diselenggarakan untuk mendesak masuknya bantuan kemanusiaan.

Guaido mengklaim dia mendapatkan bantuan dari militer untuk memuluskan rencananya pergi ke Kolombia di tengah larangan bepergian yang dia terima dari Venezuela.

Di Cucuta, Guaido bergabung bersama Presiden Kolombia Ivan Duque, Presiden Chile Sebastian Pinera, dan orang nomor satu Paraguay Mario Abdo.

Pemerintahan Presiden Nicolas Maduro mencoba untuk mencegah bantuan seperti makanan dan obat-obatan memasuki negaranya saat krisis sedang terjadi.

Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara pada Januari lalu dan menuduh Maduro memanipulasi pemilu yang digelar Mei 2018.

Ketegangan dalam menyalurkan bantuan itu memakan korban ketika dua orang yang dilaporkan merupakan pasangan suami istri tewas pada Jumat (22/2/2019).

"Selain perempuan dan suaminya, 15 anggota kelompok masyarakat asli Pemon terluka saat berusaha ke perbatasan Brasil," kata organisasi HAM lokal, Kape Kape.

Bentrokan itu terjadi di Negara Bagian Bolivar, kawasan tenggar Venezuela, di mana Maduro telah memerintahkan penutupan Kamis (21/2/2019).

Salomon Perez yang merupakan salah satu korban mengungkapkan, kelompoknya datang dengan tenang ketika tentara tiba-tiba menembaki mereka.

Baca juga: China Menentang Pengiriman Paksa Bantuan Kemanusiaan ke Venezuela

Insiden itu memantik kecaman dari Amerika Serikat (AS) atas tuduhan militer Venezuela menggunakan kekerasan kepada warga sipil tak bersenjata.

Sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan Caracas untuk tidak mempergunakan senjata mematikan terhadap para demonstran.

Adapun pendukung Maduro juga menggelar konser tandingan di Negara Bagian Urena yang dimulai beberapa jam setelah konser Cucuta.

Dalam pertunjukan yang dihadiri 2.500 orang itu, mereka berdiri di depan spanduk besar berisi kalimat "Trump, Jauhkan Tanganmu dari Venezuela".

"Kami tidak ingin diintervensi. Kami tidak ingin mengalami invasi," teriak salah satu pendukung Maduro, Johana Suarez.

Baca juga: Ketakutan Oposisi Venezuela Jadi Alasan Mereka Berjuang Salurkan Bantuan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com