JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji mengakui, pembangunan fisik fasilitas pengolahan sampah dalam kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter belum dimulai.
Padahal, peletakan batu pertama (groundbreaking) ITF itu sudah dilakukan pada 20 Desember 2018.
Isnawa menyampaikan, groundbreaking dua bulan lalu salah satunya menandai selesainya analisis dampak lingkungan (amdal) dan izin mendirikan bangunan (IMB) ITF Sunter.
"Pada saat groundbreaking, tentunya kami sudah mulai menyiapkan IMB-nya, amdalnya sudah selesai," ujar Isnawa di Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (24/2/2019).
Baca juga: Pembangunan ITF Sunter, Babak Baru Pengelolaan Sampah di Jakarta
Pembangunan ITF Sunter, kata Isnawa, masih dalam tahap persiapan. Pembangunan fisik ITF tersebut diharapkan bisa dimulai Maret mendatang.
"Saat ini sedang taraf penyiapan-penyiapan. Ya insya Allah sih bulan Maret sudah mulai bisa pembangunannya," kata dia.
Isnawa menyampaikan, pembangunan ITF Sunter ditargetkan bisa rampung dalam waktu dua tahun. Dengan demikian, ITF pertama di Jakarta itu bisa mulai digunakan pada 2022.
Selain di Sunter, Pemprov DKI Jakarta berencana membangun 2-3 ITF di wilayah lainnya.
Tujuannya untuk mengatasi permasalahan sampah di Jakarta sehingga Jakarta tak perlu lagi bergantung ke TPST Bantargebang, Bekasi.
"Jakarta insya Allah di 2022, 2023, akan sudah punya ITF dalam kota dan Jakarta sudah mandiri dan pengolahan sampah," ucap Isnawa.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan groundbreaking ITF di Sunter, Kamis (20/12/2018).
Anies menyebut pembangunan ITF Sunter merupakan babak baru dalam pengelolaan sampah di Jakarta.
"Hari ini kita masuki sejarah baru, babak baru, di Jakarta pertama kali kita membangun ITF, juga di Indonesia," kata Anies saat itu.
ITF Sunter nantinya dapat mengolah 2.200 ton sampah per hari. Sampah-sampah itu dikonversi menjadi 35 megawatt energi listrik.
Pembangunan ITF Sunter dikerjakan BUMD PT Jakarta Propertindo dan sebuah perusahaan asal Finlandia, Fortum Power. Proyek tersebut menghabiskan dana sebesar 250 juta dollar AS.