Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta di Balik Pameran Buku Besar-Besaran "Big Bad Wolf"

Kompas.com - 01/03/2019, 10:47 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Hal ini menjadi keresahan terbesar bagi keduanya. Mereka ingin mengubah dunia melalui buku. Buku dianggap sebagai sebagai media literasi terbaik untuk mengubah pola pikir seseorang bahkan masyarakat luas.

Baca juga: Selalu Dinanti, Ini Kisah di Balik Bazar Buku Murah Big Bad Wolf

Saat ini, penyelenggaraan BBW sudah digelar di 8 negara di Asia, yakni Indonesia, Malaysia, Taiwan, Thailand, Filipina, Myanmar, Sri Lanka, dan Uni Emirat Arab.

3. Dari 50 pekerja, hanya 2 yang suka baca buku

Cerita menarik muncul dari penyelenggaran BBW pertama di Petaling Jaya, Mei 2009. Yap dan Ng mempekerjakan 50 orang untuk membantu bazar itu.

Dari 50 orang tersebut, hanya 2 orang di antaranya yang mengaku suka membaca buku. Sementara, 48 lainnya mengaku jarang membaca buku.

Namun, setelah mengikuti bazar dan menyaksikan bagaimana orang-orang tergila-gila dengan buku.

Beberapa dari mereka penasaran dan mulai mencoba membaca buku hingga akhirnya menemukan kenikmatannya.

4. Lewatkan perayaan "Chinese New Year"

Berdasarkan cerita yang dibagikan Ng, ia dan suaminya pernah melewatkan perayaan Tahun Baru China bersama keluarganya di Malaysia karena tengah menyelenggarakan BBW pertama di Filipina.

Ng mengaku sangat berat untuk menyampaikan hal ini kepada ibunya, tetapi ia tidak memiliki pilihan lain.

Ia hanya berharap apa yang dilakukannya bersama suami dan teman-temannya bisa menumbuhkan, menginspirasi, dan memperbanyak jumlah pembaca di Filipina.

5. Program amal

Tidak melulu soal BBW yang mendatangkan pundi-pundi uang bagi Yap dan Ng, mereka juga memiliki fokus lain di bidang amal.

Yap dan Ng memiliki program amal bernama Red Readership. Mereka melelang buku-buku yang hasilnya akan disalurkan ke yayasan amal dan membangun perpustakaan untuk masyarakat pedesaan.

Buku yang telah dibayar, tidak dibawa pulang oleh pembeli. Mereka bisa meninggalkannya untuk disumbangkan mengisi perpustakaan desa yang akan dibangun.

Jadi, semua buku yang disumbangkan masih dalam kondisi baru.

“Kami tidak menyumbangkan buku bekas karena kami percaya bahwa anak-anak harus menerima buku baru untuk dibaca. Menerima buku baru memotivasi orang muda untuk membaca,” kata Ng.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Big Bad Wolf

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilwalkot Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilwalkot Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Megapolitan
Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Megapolitan
Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com