Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rahmad, Anak Tukang Ojek yang Jadi Lulusan Terbaik SPN Polda Metro

Kompas.com - 04/03/2019, 13:17 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Dengan tangisan haru, Komariah dan Suryadi memeluk anaknya, Rahmad (20) yang baru saja dinobatkan sebagai lulusan terbaik di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Metro Jaya, Cigombong, Bogor, Jawa Barat.

Rahmad berhasil memperoleh nilai tertinggi di antara 8.389 Bintara Remaja yang dilantik sebagai anggota Polri pada Senin (4/3/2019).

Penghargaan berupa medali emas dikalungkan langsung oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Pramono dalam upacara pelantikan pagi itu.

Awalnya, tak terbesit sama sekali dipikiran Komariah anaknya bisa menjadi anggota kepolisian lantaran ia hanya anak dari seorang tukang ojek pasar dan pedagang sayur keliling.

"Kan image masyarakat jadi polisi kan pakai duit ratusan juta. Jangankan ratusan juta, kalau mama enggak dorong gerobak, enggak bisa punya duit," kata Komariah pada wartawan Senin siang.

Baca juga: Sani Rizki, Anggota Kepolisian yang Cetak Gol di Final AFF U-22

Namun berkat kegigihan, dan niat yang kuat untuk mengubah nasib keluarganya, Rahmad yang sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan swasta meminta restu kepada orangtuanya untuk mendaftarkan diri sebagai anggota Polri.

Ia ingin mematahakan stigma di masyarakat yang menyebutkan jika ingin menjadi anggota kepolisian harus dengan biaya yang sangat mahal.

Rahmad memeluk kedua orang tuanya seusai acara pelantikan bintara muda Polri di SPN Polda Metro Jaya, Cigombong, Bogor, Jawa BaratKOMPAS.com/ JIMMY RAMADHAN AZHARI Rahmad memeluk kedua orang tuanya seusai acara pelantikan bintara muda Polri di SPN Polda Metro Jaya, Cigombong, Bogor, Jawa Barat

Sebelum pendaftaran sebagai siswa SPN dibuka, Rahmad rajin melatih fisiknya di kawasan Bandara Halim Perdanakusuma.

"Jadi kalau masuk kerja sore, paginya dia ini lari ke Halim, kalau saya libur dorong gerobak ya saya ikutin, saya liatin," ujar Komariah.

Setelah melakukan serangkaian latihan tersebut, Rahmad akhirnya diterima sebagai siswa Bintara Polri pada April 2018 lalu dan memulai pendidikan sebagai polisi pada Agustus.

Pada saat dua bulan pertama, Rahmad mengikuti pendidikan dasar Bhayangkara (Dasbhara). Kala itu ia sempat merasa kecewa karena namanya tak terpanggil sebagai bintara terbaik.

"Sudah dari ketika Dasbhara nama saya enggak dipanggil, lalu mencoba untuk berusaha terus gimana caranya nama saya harus dipanggil menjadi yang terbaik," ujar Rahmad setelah upacara pelantikan.

Penyerahan penghargaan siswa terbaik SPN kepada Rahmad oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy PramonoKOMPAS.com/ JIMMY RAMADHAN AZHARI Penyerahan penghargaan siswa terbaik SPN kepada Rahmad oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono

Ia kemudian berusaha dengan memberikan kemampuan terbaiknya pada setiap kegiatan yang dilakukan di SPN.

"Menjalankan semua kegiatan dengan memberikan yang terbaik, di setiap tes meminta doa kepada kedua orangtua, pengasuh, orang-orang terdekat, orang-orang yang sayang kepada kita. Saya minta doanya supaya dilancarkan dan memberikan yang terbaik," kata Rahmad.

Usaha keras Rahmad selama tujuh bulan pendidikan pun terbayarkan dengan diumumkan namanya sebagai lulusan terbaik SPN Polda Metro Jaya angkatan ke 41 saat upacara pelantikan pagi tadi.

"Alhamdulillah sangat bangga bisa membanggakan kedua orangtua, yang saya harapkan hanya bisa membanggakan kedua orang tua, saya ingin membuat orangtua saya menangis haru, bukan menangis sedih dengan saya, itu yang saya harapkan dalam hidup saya," kata Rahmad.

Rahmad pun kemudian terpilih untuk ditempatkan di Puslabfor Bareskrim Mabes Polri di mana itu sesuai dengan dasar keilmuannya sebelumnya yang merupakan lulusan dari sebuah SMK Farmasi di Klender, Jakarta Timur.

Sang ibunda berharap Rahmad menjadi polisi yang jujur.

"Harapan saya jadilah polisi yang jujur, benar-benar mengabdi, jangan sombong jangan angkuh, memandang manusia itu jangan sebelah mata, jadilah polisi yang mengabdikan benar-benar, cari reseki yang barokah, yang halal buat keluarga, buat orangtua, biar lancar," kata Komariah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com