BEKASI, KOMPAS.com - Nur Wahid (47), seorang pedagang cakwe di Bekasi, mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kota Bekasi pada Pemilu Legislatif 2019.
Nur tentu membutuhkan dana besar untuk kampanye. Dia mengaku telah menyiapkan dana sekitar Rp 250 juta untuk itu.
Bagaimana Nur bisa punya dana sebesar itu untuk berkampenye?
Sebelum berjualan cakwe, Nur merupakan penjual pempek keliling. Suatu hari dia mendapat saran dari seorang pelanggannya untuk berjualan cakwe. Pelanggannya itu pintar membuat cakwe dan bersedia mengajarkan ilmunya kepada Nur.
"Saya awalnya dari pelanggan saya, diajarin buat cakwenya. Dia jago buatnya, gimana caranya bisa ngembang itu cakwe. Dari situ saya bisa (buat cakwe) dan mulai jualan," kata Nur di rumahnya di Rawalumbu, Kota Bekasi, Selasa (5/3/2019).
Baca juga: Cerita Nur Wahid, Pedagang Cakwe yang Nyaleg di Bekasi
Nur merintis usaha jualan cakwe sejak 1994. Ia memulai dari berjualan keliling di perumahan hingga di sejumlah sekolah dan pabrik di Kota Bekasi dan Jakarta Timur.
Usahanya terus berkembang. Kini dia sudah memiliki pegawai dan 12 gerobak untuk berjualan di Kota Bekasi dan Cakung.
"Kurang lebih 27 tahun saya jualan cakwe, sekarang sudah ada pegawai, 12 gerobak roda tiga keliling saja di sekolah atau pabrik," ujar Nur.
Pegawainya wajib setor hasil penjulan cakwe ke Nur Rp 100 ribu per hari per gerobak. Itu berarti sehari dia mendapat penghasilan Rp 1,2 juta dan sebulan Nur sekitar Rp 36 juta.
Dengan pendapatan seperti itu, Nur memberanikan diri menjadi caleg DPRD Kota Bekasi pada Pileg 2019 ini. Modal untuk kampanye sudah disiapkannya sejak 2014.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.