"Saya dari 2014 sudah kuat buat maju cuma saya ini baru terjun ke politik. Jadinya saya tahan maju di 2019 saja. Modal saya sekitar Rp 250 juta buat caleg ini, itu buat APK (alat peraga kampanye) dan sosialisasi," kata Nur.
Jika tahun ini tidak terpilih, dia akan berniat maju lagi pada 2024.
"Saya tiap pulang jualan, malam-malam itu lihat orang tidur di emperan toko, ruko gitu. Di situ saya mikir ko begini kasihan, makanya saya mau memperjuangkan hak-hak masayarakat bawah dan menyampaikan aspirasi mereka," ujar Nur.
Ia memilih Partai Gerindra sebagai kendaraan politiknya. Sosok Prabowo Subianto membuat dia memilih Partai Gerindra.
"Saya sebenarnya partai ada tiga tadinya maunya, PPP, Gerindra, sama PKS. Saya kan basiknya santri yah, tapi saya juga ngefans sama pak Prabowo," kata Nur.
Proses pendaftaran sebaga anggota partai yang tidak berbelit juga menjadi salah pertimbangannya bergabung Gerindra pada Maret 2018.
"Singkat saja, saya datang ke DPC Gerindra Kota Bekasi, ngobrol-ngobrol sama pengurusnya terus daftar jadi anggota dan caleg," ujar Nur.
Dia tak takut bersaing dengan para caleg yang bermodal besar untuk kampanye. Menurut dia, masyarakat sudah pintar memilih orang yang bisa dipercaya dalam memperjuangkan aspirasi rakyat kecil.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.