Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Blok A Surati DKI untuk Izin Pakai Los D sebagai Tempat Pedagang Korban Kebakaran

Kompas.com - 08/03/2019, 15:48 WIB
Walda Marison,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Koperasi Pasar Blok A di Jakarta Selatan, Ngadiran mengatakan, pihaknya sedang mengusahakan penggunaan lahan los D sebagai tempat penampungan sementara bagi pedagang pasca-kebakaran, beberapa waktu lalu.

Los D yang terletak di seberang Pasar Blok A dianggap strategis dan cocok bagi para pedagang untuk berjualan.

Namun pihaknya harus mengajukan rencana tersebut kepada Pemprov DKI, karena lahan los D merupakan taman yang dikelola pemerintah.

"Karena ini los D kan lahan umum juga karena sekarang jadi taman. Nanti minta izin ke Pak Wali Kota," ujarnya saat ditemui di kantornya, Jumat (8/3/2019).

Baca juga: Sebanyak 289 Pedagang Korban Kebakaran Pasar Blok A Akan Dapat Bantuan Rp 10 Juta

Dia menilai, akses warga menuju los D lebih mudah dibandingkan dengan lokasi penampungan pedagang Pasar Blok A yang telah terbakar sekarang.

Dengan mudahnya akses, dia yakin pedagang akan semakin diuntungkan.

Untuk mengajukan hal tersebut kepada Pemprov DKI, pihaknya dan para pedagang pasar masih harus mengkaji usulan tersebut.

"Ini baru minta pertimbangan kawan-kawan (pedagang) seandainya kalau di situ (los D) gimana? Nah ini kan kami baru mau buat surat. Kami bisa bicara dengan kawan-kawan setelah itu, baru kami akan buat surat pengajuan," terangnya.

Pada hari yang sama, para pedagang di pasar penampungan Blok A berharap bisa direlokasi sementara ke Los D.

"Kami maunya malah dipindahkan di kawasan los D, kalau Pondok Pinang terlalu jauh," ujar Turas (52), pedagang ayam potong yang menjadi korban kebakaran saat ditemui di pasar penampungan Blok A.

Baca juga: Pedagang Korban Kebakaran Pasar Blok A Menolak Direlokasi Terlalu Jauh

Turas dan pedagang lainya lebih memilih los D karena lokasi tersebut berseberangan dengan Pasar Blok A, tempat mereka berjualan sebelumnya, tepat di samping Stasiun MRT Blok A.

"Orang di mana-mana tahunya kalau Pasar Blok A lokasinya di situ. Kalau pindah-pindah lagi, langganan kami malah susah nyarinya," kata Turas.

Alam (52) juga berpendapat demikian. Dia mengatakan, dia akan kehilangan pelanggan setianya jika direlokasi ke tempat yang jauh.

"Kalau jauh-jauh, nanti langganan saya enggak ada lagi. Saya sih maunya di los D saja yang paling dekat," kata pedagang kopi dan makanan ringan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com