JAKARTA, KOMPAS.com - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merenggut nyawa satu warga Kelurahan Utan Kayu Utara, Matraman, Jakarta Timur pada Maret 2019.
"Ada satu (meninggal) kemarin di wilayah Matraman, di Utan Kayu Utara. Kemarin saya juga habis PSN (pemberantasan sarang nyamuk) di sana," kata Wali Kota Jakarta Timur M Anwar di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (8/3/2019).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, warga Jakarta Timur yang menderita DBD mencapai 685 warga.
Baca juga: 84 RW di Jakarta Rawan DBD
Hal ini menjadikan Jakarta Timur sebagai wilayah dengan penderita DBD tertinggi di DKI Jakarta.
Meski tak menyebut berapa banyak penderita DBD yang masih dirawat inap, Anwar menuturkan usia warganya yang terjangkit DBD mulai dari anak, remaja, hingga orangtua.
Pendataan pasien DBD, kata dia, memerlukan waktu lebih karena rumah sakit perlu melakukan uji laboratorium guna memastikan penyakit yang diderita.
Baca juga: Pasien DBD di Jakarta Capai 2.282 Jiwa hingga Awal Maret, 1 Orang Meninggal
"Kan saat dia masuk enggak pasti DBD, ada tes lab dulu. Terkadang 30 yang sakit, 15 pulang. Jadi ada yang bukan DBD sebagian lagi masuk DBD," ujarnya.
Guna mencegah bertambahnya korban, Anwar mengimbau warga mengecek sampah dan barang bekas yang dapat menjadi tempat berkembangbiak nyamuk aedes aegypti.
Dia menilai banyak warga lupa dan belum tahu tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.
Baca juga: Terlambat Berobat, Tiga Pasien DBD di Sikka Meninggal
"Kalau ada lahan kosong harus kami gerebek, karena pasti banyak orang membuang gelas mineral atau botol, itu pasti berdampak," tutur Anwar.
Sementara itu, hingga Selasa (26/2/2019) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat Kecamatan Cipayung merupakan Kecamatan dengan kasus DBD terbanyak di Provinsi DKI.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan angka kesakitan (Incidence Rate/IR) DBD yang mencapai 20,96 per 100 ribu penduduk itu tercatat paling tinggi sejak tahun 2016.
"Cipayung dalam peta kami tidak pernah tinggi kasus DBD. Baru tahun ini terjadi," kata Widyastuti, Kamis (28/2/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.