Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sebut Harga Kontrakan dan Tanah di Kampung Pulo Naik Setelah Penggusuran

Kompas.com - 11/03/2019, 19:32 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sewa kontrakan di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur disebut naik setelah penggusuran pada tahun 2015 lalu.

Penggusuran ini dilakukan saat pemerintahan Gubernur Basuki Tjahaha Purnama dengan tujuan untuk normalisasi Kali Ciliwung.

Sewa kontrakan tersebut naik berkisar dua hingga tiga kali lipat dari sebelumnya.

Salah satu warga Kampung Pulo, Erma (52) mengatakan, sewa kontrakannya naik dari Rp 500 ribu pada tahun 2016, menjadi Rp 750 ribu pasca-penggusuran tersebut.

"Punya saya sih memang enggak terlalu naik banyak dari 500 ribu ke 750 ribu, tapi ada tetangga yang kontrakannya naik dari Rp 300 ribu ke Rp 600 ribu," ucap Erma saat ditemui di rumahnya, Senin (11/3/2019).

Baca juga: Sepelekan Katulampa Siaga 1, Warga Kampung Pulo Merasa Tanggul Bisa Cegah Limpahan Air

Meski demikian, ia menyebut warga sekitar tak keberatan dengan adanya kenaikan itu.

Sebab, sejak penggusuran, area Kali Ciliwung sudah dikeruk dan dipasangi turap sehingga tak sering banjir seperti dulu.

"Ya memang akhirnya jadi lebih baik. Sudah jarang banjir, walaupun mungkin sekarang harganya lebih tinggi," kata dia.

Warga lainnya, Harti (52) juga membenarkan kenaikan sewa kontrakan tersebut.

Ia menyebut beberapa kontrakan kini melampaui harga di atas Rp 1 juta.

"Dulu enggak ada sampai Rp 1 juta begitu, boro-boro deh. Pemilik kontrakan ngasih harga murah. Paling mahal ya Rp 500 ribu," ujarnya.

Menurut Harti, tak mengherankan jika harga sewa tersebut melambung tinggi.

Baca juga: Warga Kampung Pulo Minta Ciliwung Dikeruk, Dinas SDA Akan Bersurat ke BBWSCC

Selain sudah tak sering dilanda banjir, area itu menjadi strategis karena sudah dibuatkan jalan utama.

"Sekarang sudah ada jalan gede itu kan, dan lagi dekat pasar, terminal dan keramaian," ucapnya.

Selain itu, menurut Harti, harga tanah juga turut melambung tinggi.

"Tanah di depan sana, di Gang 5 itu dulu hanya Rp 60 juta harganya, tau enggak sekarang berapa? Sekarang jadi Rp 500 juta," ujarnya.

Harti mengaku tanah-tanah tersebut milik warga yang kini sudah tinggal di Rusunawa Kampung Melayu dan Rusunawa Rawa Bebek.

"Itu milik warga yang sekarang sudah pada pindah ke rusun, tapi tanahnya masih ada dan dijual," tutur Harti.

Senada dengan Erma dan Harti, Mustafa (44) menyebut tak punya pilihan lain selain bertahan di tempat tersebut meski harga sewa naik

"Mau bagaimana mbak, kalau dibilang enak ya enak jarang banjir. Tapi berat di ongkos sewa," ungkap bapak tiga anak ini.

Mustafa yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir angkot tak bisa pindah karena tempat kerjanya berada di area tersebut.

"Ingin pindah tapi kan saya narik angkot sekitar sini. Anak juga sekolahnya di sekolah-sekolah dekat sini," kata dia.


Diketahui, Kampung Pulo memang menjadi lokasi rawan banjir tahunan akibat luapan dari Kali Ciliwung.

Pada Agustus 2015, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memutuskan untuk menggusur sebagian pemukiman di Kampung Pulo untuk kepentingan normalisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com