Alasannya sederhana, karena pendapatannya tak sebesar dulu. Ia pun harus menumpang di masjid-masjid dan puskesmas seputar Jatinegara untuk sekadar melepas lelah atau mengistirahatkan matanya.
"Di Jakarta tidur di masjid saja. Sudah enggak punya kontrakan," tutur Hasan.
Baca juga: Jadi Tukang Cukur Pribadi SBY, Agus Kerap Diminta Cukur Rambut Menteri dan Pejabat
Ia pun harus rela berpisah dari anak istrinya yang kini menetap di Bogor.
"Pulang ke Bogor dua minggu sekali. Saya punya anak delapan, di waktu tertentu baru bisa ketemu," lanjutnya.
Hasan mengakui fisiknya kini tak sekuat dulu. Kini ia menderita hernia yang membuatnya harus beberapa kali naik ke meja operasi.
Namun, keadaan tersebut tak mematahkan semangatnya untuk tetap mengais rezeki meski jauh dari keluarga.
"Bulan lalu saya sakit hernia jadi harus dioperasi. Cuma ya tetap harus semangat untuk nyukurin rambut orang, Mbak," kata dia sembari tersenyum.
Jika beruntung, sehari-hari Hasan bisa mengantongi uang hingga Rp 150.000. Namun jika lagi kosong, paling tidak ia hanya mendapat Rp 45.000 sehari.
"Biasanya sehari dapat tiga orang, satu orang yang nyukur bayar Rp 15.000. Tapi kalau ramai ya ramai pernah ada sampai antre panjang," ucap pria kelahiran 1959 ini.
Pekerjaannya tak selalu mulus. Hasan pernah kehilangan semua peralatan kerjanya yang dicuri orang.
"Pernah waktu itu saya lagi pergi sebentar, pas balik peralatan cukur saya hilang semua. Gunting sisir diambil katanya sama orang mabok," kisahnya.
Alih-alih bersedih, Hasan yakin dan berdoa Tuhan akan menggantikan dengan yang lebih baik.
Baca juga: Bikin Vlog, Ahok Cerita Tukang Cukur Mako Brimob hingga Keinginan Bikin SIM
Bak mimpi, selang beberapa hari ada orang yang sukarela memberikannya peralatan cukur lengkap.
"Tapi alhamdulillah setelah itu ada orang berbaik hati, ngasih gunting sama peralatan lain. Kain buat nyukur juga. Terus habis itu tiba-tiba pelanggan saya banyak pada antre. Kayak anugerah," ujarnya semringah.
Di usia senjanya kini, ia tak berharap banyak. Hasan hanya ingin terus mampu membiayai keluarganya untuk mengisi perut dan membiayai sekolah semua anaknya hingga lulus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.