Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tukang Cukur 4 Dekade Ibu Kota, Tidur di Masjid hingga Dirampok Orang Mabok

Kompas.com - 12/03/2019, 06:00 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

Alasannya sederhana, karena pendapatannya tak sebesar dulu. Ia pun harus menumpang di masjid-masjid dan puskesmas seputar Jatinegara untuk sekadar melepas lelah atau mengistirahatkan matanya.

"Di Jakarta tidur di masjid saja. Sudah enggak punya kontrakan," tutur Hasan.

Baca juga: Jadi Tukang Cukur Pribadi SBY, Agus Kerap Diminta Cukur Rambut Menteri dan Pejabat

Ia pun harus rela berpisah dari anak istrinya yang kini menetap di Bogor.

"Pulang ke Bogor dua minggu sekali. Saya punya anak delapan, di waktu tertentu baru bisa ketemu," lanjutnya.

Hasan mengakui fisiknya kini tak sekuat dulu. Kini ia menderita hernia yang membuatnya harus beberapa kali naik ke meja operasi.

Namun, keadaan tersebut tak mematahkan semangatnya untuk tetap mengais rezeki meski jauh dari keluarga.

"Bulan lalu saya sakit hernia jadi harus dioperasi. Cuma ya tetap harus semangat untuk nyukurin rambut orang, Mbak," kata dia sembari tersenyum.

Jika beruntung, sehari-hari Hasan bisa mengantongi uang hingga Rp 150.000. Namun jika lagi kosong, paling tidak ia hanya mendapat Rp 45.000 sehari.

"Biasanya sehari dapat tiga orang, satu orang yang nyukur bayar Rp 15.000. Tapi kalau ramai ya ramai pernah ada sampai antre panjang," ucap pria kelahiran 1959 ini.

Kehilangan peralatan

Pekerjaannya tak selalu mulus. Hasan pernah kehilangan semua peralatan kerjanya yang dicuri orang.

"Pernah waktu itu saya lagi pergi sebentar, pas balik peralatan cukur saya hilang semua. Gunting sisir diambil katanya sama orang mabok," kisahnya.

Alih-alih bersedih, Hasan yakin dan berdoa Tuhan akan menggantikan dengan yang lebih baik.

Baca juga: Bikin Vlog, Ahok Cerita Tukang Cukur Mako Brimob hingga Keinginan Bikin SIM

Bak mimpi, selang beberapa hari ada orang yang sukarela memberikannya peralatan cukur lengkap.

"Tapi alhamdulillah setelah itu ada orang berbaik hati, ngasih gunting sama peralatan lain. Kain buat nyukur juga. Terus habis itu tiba-tiba pelanggan saya banyak pada antre. Kayak anugerah," ujarnya semringah.

Di usia senjanya kini, ia tak berharap banyak. Hasan hanya ingin terus mampu membiayai keluarganya untuk mengisi perut dan membiayai sekolah semua anaknya hingga lulus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Kader, PKS juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Tak Hanya Kader, PKS juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Megapolitan
Tak Lagi Dapat 'Privilage' KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Tak Lagi Dapat "Privilage" KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Megapolitan
Warga 'Numpang' KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Warga "Numpang" KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Megapolitan
Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Megapolitan
Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Megapolitan
Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com