JAKARTA, KOMPAS.com - Pada hari Selasa (12/3/2019), Kompas.com berkesempatan naik kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta fase 1 lintas Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Saat kereta datang, pintu kereta akan otomatis terbuka bersamaan dengan screen door yang membatasi peron dan rel. Screen door itu terbuat dari kaca bening.
Para penumpang hanya memiliki waktu tiga menit untuk masuk ke dalam kereta karena pintu kereta akan tertutup secara otomatis.
Baca juga: DPRD Belum Tetapkan Subsidi, Tarif MRT dan LRT Tidak Jelas
Memasuki kereta MRT, suasana dingin dengan suhu 25 derajat celcius langsung terasa. Kursi-kursi kereta berwarna biru terbuat dari bahan fiber tanpa menggunakan bantalan.
Jika berangkat dari Stasiun Bundaran HI, kereta akan berhenti di 11 stasiun untuk mencapai stasiun pemberhentian terakhir, yakni Stasiun Lebak Bulus.
Tidak terasa goncangan saat kereta berjalan sehingga dapat berdiri tanpa perlu berpegangan pada pegangan tangan yang disediakan.
Hal menarik yang dirasakan adalah ketika kereta menanjak menuju Stasiun Sisingamangaraja dari Stasiun Senayan.
Stasiun Senayan merupakan stasiun bawah tanah, sementara Stasiun Sisingamangaraja adalah stasiun layang.
Kompas.com merasakan pengalaman berada di stasiun bawah tanah dengan kondisi gelap, lalu naik menuju stasiun layang dengan paparan sinar matahari pada siang hari.
Kendati demikian, tak terasa goncangan saat kereta menanjak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.