JAKARTA, KOMPAS.com - Founder Komunitas Perempuan Rika Rosvianti mengatakan, ada beberapa cara agar terhindar dari pelecehan seksual saat berada di transportasi umum.
Pertama, penumpang perempuan diimbau tidak tidur selama perjalanan.
"Kedua, usahakan untuk kabari keluarga atau kerabat setelah naik KRL, lalu tidak sibuk menggunakan ponsel saat di kereta agar tidak menurunkan kewaspadaan diri," ucap Rika dalam acara "Kampanye Pelecehan Seksual di Transportasi Publik", di Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2019).
Baca juga: Pemprov Jatim Siap Bantu Bangun Transportasi Massal KA di Surabaya
Selanjutnya, penumpang harus mewaspadai orang-orang yang mencurigakan.
"Seharusnya di dalam transportasi publik juga tidak mendengarkan musik karena dapat menurunkan kewaspadaan," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, ada beberapa alat bantu untuk melawan pelecehan.
Baca juga: Pembangunan Transportasi Massal di Jakarta Butuh Dana Rp 605 Triliun
Alat-alat yang bisa dipakai untuk melawan pelecehan adalah cincin bermata besar, payung, helm, parfum, buku berukuran tebal, peluit, minyak gosok, sepatu hak, dan kacamata.
"Alat-alat ini bisa digunakan untuk menyerang pelaku di mata atau wajah dan kelamin agar punya waktu untuk melarikan diri," kata Rika.
Pihaknya berharap cara-cara pencegahan ini dapat membantu agar pelecehan seksual tak makin marak terjadi di transportasi massal.
Baca juga: Urai Kemacetan, Solo Bangun 15 Koridor Transportasi Massal
Berdasarkan catatan Komnas Perempuan sepanjang tahun 2018, kasus kekerasan terhadap perempuan mencapai 406.178 kasus kekerasan atau meningkat 14 persen dibanding tahun 2017.
Sementara itu, berdasarkan catatan internal PT KCI, ada 34 kasus pelecehan seksual di dalam KRL maupun stasiun pada tahun 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.