Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Pengemudi Ojek Online dan Tukang Cakwe Bermimpi Jadi Wakil Rakyat

Kompas.com - 13/03/2019, 12:28 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ada 20.528 kursi legislatif yang diperebutkan puluhan ribu orang dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 pada 17 April mendatang.

Dari 20.528 kursi itu, 575 merupakan kursi DPR RI, 136 kursi DPD, 2.207 kursi DPRD provinsi, dan 17.610 kursi DPRD kota/kabupaten.

Orang-orang yang berlomba untuk menempati posisi-posisi itu datang dari berbagai kalangan dan tidak semuanya bermodal besar.

Sejumlah calon anggota legislatif (caleg) itu berasal dari sektor informal. Ada yang bekerja sebagai pengemudi ojek online hingga pedagang cakwe.

Mereka menantang para petahana dan lawan yang bermodal besar. Bagaimana strategi mereka bersaing dengan para caleg lainnya?

Suhandi, pengemudi ojek online

Suhandi, pengendara ojek online yang jadi caleg DPR RI dari PKBKOMPAS.com/Ryana Aryadita Suhandi, pengendara ojek online yang jadi caleg DPR RI dari PKB
Suhandi merupakan caleg DPR RI Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari daerah pemilihan (dapil) Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu. 

Suhandi bekerja sebagai pengemudi ojek online. Dia berkeinginan menjadi anggota legisliatif saat tak sengaja mengantar penumpangnnya ke DPP PKB.

Saat itu, terdapat pamflet pendaftaran sebagai caleg dari PKB.

Suhandi pun mendaftarkan diri dengan melengkapi persyaratan dokumen yang dibutuhkan.

Beberapa hari kemudian, dia dihubungi pihak PKB untuk datang ke DPP PKB di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat.

Ketika datang, dia bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

"Cak Imin meyakinkan saya untuk lanjut terus, untuk membela teman-teman ojek online dan rakyat kecil, jangan berkecil hati," kata Suhandi kepada kepada Kompas.com pada 9 Maret ini. 

Setelah bertemu Muhaimin, beberapa hari kemudian dia kaget. Ternyata dirinya dicalonkan PKB sebagai caleg DPR RI Jakarta III untuk daerah pemilihan (dapil) Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Kepulauan Seribu.

Baca juga: Pengendara Ojek Online dan Impian Duduk di Bangku Senayan...

Dia pun mulai berkampanye, dengan modal yang minim. Dia hanya membuat stiker kecil.

Berbekal dukungan keluarga dan rekan, serta niat ingin memperjuangkan kesejahteraan pengemudi ojek online.

Suhandi menyasar rekan-rekan sesama ojol dalam berkampanye.

"Biasa sambil mengantar penumpang saya juga suka keliling-keliling ke tongkrongan ojol kan banyak saya kampanye, bagi-bagi stiker dan menyampaikan maksud saya," ujar Suhandi.

Dia merasa senang karena sejauh ini respons yang didapat sangat positif.

Rata-rata para tukang ojek online mendukung pencalonannya. Para penumpang yang ditemuinya juga turut menyemangati.

"Semua pada baik ya mendukung saya. Teman-teman mendukung dengan ikut mengampanyekan saya, para penumpang juga selalu memberikan semangat," tutur Suhandi.

Dia menargetkan dapat meraup 60.000 suara. Dia optimistis bisa meraih suara itu. Jumlah  pengemudi ojek online di Jakarta saat ini mencapai 300.000 orang.

Yusuf, pengemudi ojek online

Muhamad Yusuf Rachman Caleg DPRD Kabupaten Bekasi dari PDI Perjuangan yang merupakan pengemudi ojek online.TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR Muhamad Yusuf Rachman Caleg DPRD Kabupaten Bekasi dari PDI Perjuangan yang merupakan pengemudi ojek online.
Muhammad Yusuf Rachman (40) sejak 2015 menjadi pengemudi ojek online.

Niat maju sebagai caleg DPRD Kabupaten Bekasi berawal dari aksi unjuk rasa yang dilakukannya bersama rekan sesama tukang ojek online untuk menuntut kenaikan tarif ojek.

Bermodal pengalaman berorganisasi saat kuliah, Yusuf bisa kenal dengan kader PDI-P Ribka Tjiptaning. Hal itulah yang memuluskan jalannya untuk menjadi caleg dari PDI-P.

Yusuf sadar untuk menjadi caleg harus punya modal besar. Saat ini saja dia sudah menghabiskan dana Rp 30 juta. Hal itu dia gunakan untuk membeli stiker kecil dan memasang spanduk.

"Kalau untuk persiapkan modal saya sebenarnya enggak ada, tapi biaya selama ini yang sudah saya keluarkan untuk jadi caleg sekitar Rp 30 juta ada, tabungan saya keluarin, makanya sampai sekarang rumah masih ngontrak aja," kata Yusuf kepada Tribunjakarta.com pada Maret 2019.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com