YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Banjir di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, menyebabkan 22 kepala keluarga harus mengungsi. Banjir masih menggenang karena tingginya curah hujan pada Minggu (17/3/2019).
"Saat ini masih ada 22 kepala keluarga yang mengungsi di Desa Pacarejo, Semanu dan Desa Giriasih, Purwosari karena ketinggian air mencapai sekitar dua meter," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edi Basuki saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/3/2019) malam.
"Sebagian besar mengungsi di sanak saudaranya, dan tetangga," ucapnya.
Dampak hujan deras menyebabkan bencana di 13 kecamatan, sebagian besar adalah banjir, yakni 31 lokasi di 13 kecamatan.
Banjir terparah terjadi di Kecamatan Purwosari, yakni di Dusun Ngoro-oro dan Wonolagi, Desa Giriasih.
Baca juga: Banjir di Gunungkidul Terjang Sekolah dan Permukiman
Selain itu, masih di kecamatan yang sama, banjir juga menggenangi SMP N 1 Purwosari, SMP N 2 Giripurwo, SMK 1 Purwosari, dan kantor Korwil Dinas Pendidikan Kecamatan Purwosari, hingga kantor Balai Desa Giriasih. Namun sebagian besar sudah bisa dikondisikan.
Di Kecamatan Semanu, banjir menggenangi kandang ternak PT Widodo Makmur dan Pasar Jonge serta rumah di beberapa dusun.
Intuk penanganan, pihaknya sedang melakukan pendataan. Selain itu, BPBD Gunungkidul juga sudah memberikan bantuan logistik kepada warga terdampak banjir di Purwosari dan Semanu.
"Selain banjir, bencana akibat hujan deras juga menyebabkan longsor dan pohon tumbang akibat angin kencang," katanya.
Baca juga: Mie Cup Mocaf, Upaya Warga Gunungkidul Naikkan Harga Jual Singkong
Menurut Edi, meski ada banyak titik kerusakan akibat banjir, longsor dan angin kencang, namun tidak ada laporan korban jiwa.
"Korban jiwa nihil. Kita masih lakukan assesment ke lokasi untuk mendata kerusakan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.