Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengantisipasi Stasiun MRT Jadi Sumber Kemacetan Baru..

Kompas.com - 19/03/2019, 08:58 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang beroperasinya Moda Raya Terpadu (MRT), Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengingatkan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengintegrasikan MRT Jakarta dengan angkutan massal lainnya.

Jika tidak, MRT dikhawatirkan malah jadi sumber kemacetan baru.

“Jangan sampai terjadi nanti, MRT yang kita harapkan mampu mengurai kemacetan malah menjadi sumber kemacetan baru," kata Bambang dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (15/3/2019).

Bambang menjelaskan, supaya berjalan optimal, layanan MRT harus ditopang angkutan umum massal yang mudah diakses masyarakat, baik untuk melanjutkan perjalanan setelah menggunakan MRT ataupun sebaliknya saat menuju stasiun MRT terdekat.

Baca juga: Jelang Peresmian MRT Jakarta dan Alotnya Pembahasan Tarif..

Menurut dia, ketersediaan feeder berupa angkutan umum massal penting, supaya masyarakat tidak menggunakan kendaraan pribadi.

"Kalau tidak tersedia layanan angkutan umum yang bersifat massal dan terintegrasi, kami khawatir stasiun-stasiun MRT akan menjadi titik kemacetan," ujar dia.

Faktanya, sejumlah titik kemacetan memang berpusat di stasiun KRL dan halte transjakarta. Contohnya bisa dilihat di Stasiun Palmerah dan Halte Semanggi.

Terkait potensi kemacetan ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Widjatmoko mengatakan, pihaknya memiliki sejumlah alternatif. Pertama, mengintegraskan moda transportasi massal.

"Kami sekarang justru bagaimana menyiapkan integrasi trayek, makanya kami juga membuka trayek baru baik itu connecting hub MRT maupun daerah kawasan Tangerang, Depok, Lebak Bulus," kata Sigit di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/3/2019).

Alternatif selanjutnya yaitu memberikan pengelolaan stasiun kepada PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Sigit menyebut itu juga sudah termasuk dalam pelaksanaan pengadaan badan usaha jasa pengamanan.

"Itu untuk memantau dan mengelola situasi kawasan stasiun dan itu ada kewajiban dalam rekomendasi AMDAL lalin baik di stasiun ataupun di jalur," ujar dia.

Baca juga: MRT Siapkan Park and Ride dan Titik Penjemputan Ojek Online

Sigit juga menyebutkan, pihak PT MRT Jakarta akan menyiapkan prasarana parkir serta titik penjemputan ojek online di stasiun-stasiun MRT.

"Di awal disediakan park and ride yang digunakan MRT aja. Ini bagian dari servis juga dan mengenalkan MRT kepada masyarakat," kata Sigit.

Sigit menyebutkan, PT MRT Jakarta berkerja sama dengan para pengelola gedung di sekitar stasiun.

Fasilitas park and ride hanya akan disediakan di kawasan pinggiran seperti Stasiun Lebak Bulus dan Stasiun Fatmawati. MRT tak menyediakan parkir di stasiun yang berada di tengah-tengah kota.

"Lahan eks Kavling Polri kami bisa gunakan, yang lahan Jakarta Tourisindo. Malah sekarang ada beberapa pihak swasta yang menawarkan seperti South Quarter, kemudian pool Lorena juga menawarkan. Kami juga develop yang di Buperta Ragunan," kata Sigit.

Park and ride nantinya hanya bisa dimanfaatkan oleh para pemegang kartu MRT, yakni Kartu Jelajah.

"Kami tidak ingin jadi parkir inap atau garasi bagi masyarakat sekitar," ujar Sigit.

Baca juga: Anggota DPRD: MRT dan LRT Belum Akan Signifikan Urai Kemacetan Jakarta

Sementara untuk titik penjemputan dan penurunan ojek online, kata Sigit juga sudah diperhitungkan oleh PT MRT Jakarta.

Sigit memastikan potensi penumpukan ojek online sudah masuk dalam analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) lalu lintas MRT.

"Itu sudah dipertimbangkan juga, sudah di-approve sama MRT mana titik-titiknya pick up dan drop off untuk ojek," ujar dia.

Saat ini, MRT masih dalam tahap uji coba publik. Rencananya, MRT akan diresmikan hari Minggu mendatang.

Setelah peresmian, MRT akan beroperasi secara komersial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com