JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Polda Metro Jaya mengungkap sejumlah temuan baru terkait pemeriksaan kasus pencurian atau akses sistem milik orang lain (skimming) mesin ATM yang dilakukan Ramyadjie Priambodo (RP).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, RP mendapatkan data-data nasabah dari sebuah komunitas online di black market (pasar ilegal di internet) untuk melakukan aksi skimming mesin ATM.
"(Mendapatkan data nasabah) dari black market di dalam internet. Dia ikut tergabung dalam suatu kelompok di sana," kata Argo, Selasa (19/3/2019).
Dalam komunitas online tersebut, RP mempelajari teknik skimming sekaligus mendapatkan data-data rekening korban.
Baca juga: Ramyadjie Priambodo Mendapatkan Mesin ATM dari Temannya
Terkait barang bukti mesin ATM yang ditemukan di kamar apartemennya, RP mengaku mendapatkannya dari seorang temannya.
Mesin ATM itu digunakannya untuk mempelajari sistem kerja dan kelemahan dari mesin tersebut.
"Dapat dari temannya. Belum mengakui siapa temannya. Masih terus diselidiki," ujar Argo.
Selama proses pemeriksaan, RP hanya mengaku jika ia melakukan aksi skimming itu seorang diri dengan menyamar sebagai seorang perempuan.
Ia telah melakukannya sebanyak 91 kali dengan total keuntungan yang ia dapatkan senilai Rp 300 juta.
"Melakukannya (aksi skimming) sudah 91 kali. Uang yang didapatkan sementara totalnya ada Rp 300 juta," ujar Argo.
Argo menjelaskan, uang yang didapatkan tersangka itu digunakan untuk transaksi jual beli bitcoin.
Kendati demikian, Argo tak menyebut jumlah detail bitcoin yang digunakan RP selama melakukan transaksi.
"Semua transaksi yang dilakukan tersangka RP itu dilakukan dalam bentuk transaksi jual beli bitcoin," ujar Argo.
Baca juga: 91 Kali Bobol ATM, Ramyadjie Priambodo Dapat Rp 300 Juta
Hingga saat ini, penyidik Polda Metro Jaya masih terus melakukan penyelidikan sekaligus menyelesaikan penyusunan berkas perkara kasus tersebut. Polisi pun telah memeriksa 10 saksi terkait kasus skimming itu.
"Sepuluh saksi sudah kami periksa. Kami sedang penyelesaian pemberkasan berkas perkara," ungkap Argo.
Sebelumnya, RP ditangkap di kamar apartemennya di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan pada 26 Februari 2019 atas kasus skimming di mesin ATM.
Saat RP ditangkap, polisi menyita sejumlah barang bukti seperti mesin ATM, dua kartu ATM, laptop, dua kartu putih yang berisi data nasabah, telepon genggam, masker, uang tunai Rp 300 juta, dan kerudung.
RP disebut memiliki hubungan keluarga dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Namun, pihak kepolisian enggan menyebut latar belakang RP.
Baca juga: Ramyadjie Priambodo Gunakan Uang Hasil Bobol ATM untuk Transaksi Bitcoin
Sementara itu, Direktur Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, kasus skimming mesin ATM itu bukan dilakukan keponakan Prabowo.
Namun, ia mengakui memang ada hubungan kerabat antara Prabowo dan RP.
"Kami ralat bahwa yang bersangkutan bukanlah keponakan Pak Prabowo. Dia adalah kerabat jauh," ujar Dasco.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.