JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan dengan dibangunnya jalur layang kereta, kampung-kampung tak akan terpisah rel lagi. Ia menyebut rel kereta yang sebidang dengan jalan saat ini telah memisahkan kampung.
"Jalur KA memisahkan antarkampung, antarwarga, antarlingkungan," ujar Anies di Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).
Menurut Anies, pemindahan rel kereta ke konstruksi layang bakal menekan kemacetan di Ibu Kota. Ia mengatakan jalur layang harus dibangun sebab tak mungkin membangun konstruksi bawah tanah.
"Ini bukan sekedar membangun yang baru, tapi juga mengoreksi masalah yang selama ini ada. Dan kita sudah cek kalau menggunakan underpass tidak mungkin karena tempat-tempatnya sebagian sempit," ujar Anies.
Baca juga: Urai Kemacetan akibat Pelintasan Kereta, Pemprov DKI Akan Bangun Jalur Layang
Setelah dibangun jalur layang, kata Anies, ruang di bawah akan dimanfaatkan menjadi fasilitas publik. Ia ingin ada taman hingga trek lari di bawah.
"Di bawahnya akan dibuat jogging track dan bike track sepanjang Jakarta. Jadi di bawahnya nanti kayak taman dengan itu dinaikkan di atas itu termasuk perencanaannya," kata dia.
Anies mengatakan, proyek transportasi itu, bersama dengan proyek perpajangan MRT, perpanjangan LRT, pipa air bersih dan pengolahan air limbah memakan biaya Rp 571 triliun dengan waktu pekerjaan 10 tahun. Dananya, kata Anies bakal bersumber dari pinjaman.
Pembangunan jalur layang kereta api atau loop line sudah direncanakan sejak 1992. Jalur layang dibangun untuk menghubungkan Manggarai, Gambir, hingga Jakarta Kota.
Pada 2013 ketika Joko Widodo masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, ia meminta pembangunan loop line dipercepat.
Kala itu, diperkirakan proyek pembangunan akan menelan biaya hingga Rp 9 triliun untuk seluruh jalur lingkar sepanjang 27 kilometer.
Dana Rp 2,5 triliun untuk lintas timur (Kampung Bandan-Senen-Pondok Jati) sejauh 10 kilometer, sedangkan sisanya untuk lintas barat (Manggarai-Tanah Abang-Angke-Kampung Bandan) yang memiliki jarak 17 kilometer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.