Pria asal Palembang ini bercerita, banyak suka dukanya yang dirasakan ketika harus bekerja sebagai badut.
Kadang, anaknya dihina lantaran ayahnya hanya bekerja sebaga boneka joget.
"Ya ada saja yang hina bilang saya cuma jadi boneka joget lah," ucap Anwar.
Ada pula yang tega mencuri uang hasil upahnya jadi boneka tersebut.
Baca juga: Kisah Mereka yang Berada di Balik Aksi Badut Imut Lampu Merah
"Biasa lah anak saya tertidur, saya ke toilet. Wadah air tersebut pas saya pulang udah tidak ada (uang)," ujarnya.
Di bawah terik matahari ia pun sering kelaparan bersama anaknya, apalagi wadahnya tidak terisi penuh.
"Pernah panas-panasan terus di satu titik anak saya rewel pengin makan, tapi uang tidak ada akhirnya saya hanya lihat dia makan," ujarnya.
Ia pun tak pernah mengambil pusing apa pendapat orang tentang dirinya selama apa yang dikerjakannya halal.
Anwar tak pernah mengeluh. Dari kesulitan itu, ia belajar jadi semakin dekat dengan Tuhan dan belajar menghargai orang.
Itu semua dilakukannya untuk membahagiakan anak dan istrinya.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Joseph Grimaldi, Badut Terhebat Sepanjang Masa
"Saya hanya ingin anak saya bahagia pokoknya. Saya rela bekerja apapun, saya lakukan untuk anak," ujarnya.
Ia berharap dengan menjadi badut goyang ini, ia mampu menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.
"Saya berharap anak saya semua sukses dan tamat kuliah, tidak seperti saya yang tamat SMP," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.