DEPOK, KOMPAS.com - Badut BoBoiBoy dengan kepala lebih besar dari tubuhnya menarik perhatian orang-orang yang keluar dari Stasiun Pondok Cina, Depok.
Badut animasi kesukaan anak-anak itu tampak menghibur dengan joget lincahnya mengikuti irama musik yang diputar.
Setelah lewat di depannya, badut tersebut tampak ramah menyapa orang-orang yang lewat agar memberikan uangnya ke wadah yang telah ia sediakan.
Sesekali ada yang memberikan uangnya, ada pula yang tak menghiraukannya.
Baca juga: Kisah Harno, Badut yang Menghibur Pesta Anak-anak Sejak 1991
Di balik kostum badut itu, ada seorang bapak enam anak bernama Saiful Anwar. Ia berumur 32 tahun.
Anwar mengamen selalu ditemani anak keduanya yang masih duduk di Taman Kanak-Kanak. Anaknya itu tampak duduk beralaskan kardus sambil menunggu wadah itu terisi uang.
Ia bercerita, dirinya telah 18 tahun melakoni sebagai badut goyang, sejak tahun 2001.
Untuk menghidupi keenam anaknya, ia harus bekerja mulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.
Anaknya yang masih kecil-kecil membuat dirinya harus bekerja lebih lama untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Anwar mengaku pendapatannya sehari hanya cukup buat makan enam kepala, terlebih istrinya tengah mengandung anak ketujuh.
Dalam sehari, Anwar mendapat Rp 150.000 dari upah jogetnya itu.
"Iya cukuplah buat beli susu anak apalagi anak masih kecil-kecil, kadang ada orang yang kasih uang Rp 100.000, ada juga yang kasih sembako. Banyak orang baik sama saya," ujarnya di Stasiun Pondok Cina, Depok, Rabu (20/3/2019).
Pria asal Palembang ini bercerita, banyak suka dukanya yang dirasakan ketika harus bekerja sebagai badut.
Kadang, anaknya dihina lantaran ayahnya hanya bekerja sebaga boneka joget.
"Ya ada saja yang hina bilang saya cuma jadi boneka joget lah," ucap Anwar.
Ada pula yang tega mencuri uang hasil upahnya jadi boneka tersebut.
Baca juga: Kisah Mereka yang Berada di Balik Aksi Badut Imut Lampu Merah
"Biasa lah anak saya tertidur, saya ke toilet. Wadah air tersebut pas saya pulang udah tidak ada (uang)," ujarnya.
Di bawah terik matahari ia pun sering kelaparan bersama anaknya, apalagi wadahnya tidak terisi penuh.
"Pernah panas-panasan terus di satu titik anak saya rewel pengin makan, tapi uang tidak ada akhirnya saya hanya lihat dia makan," ujarnya.
Ia pun tak pernah mengambil pusing apa pendapat orang tentang dirinya selama apa yang dikerjakannya halal.
Anwar tak pernah mengeluh. Dari kesulitan itu, ia belajar jadi semakin dekat dengan Tuhan dan belajar menghargai orang.
Itu semua dilakukannya untuk membahagiakan anak dan istrinya.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Joseph Grimaldi, Badut Terhebat Sepanjang Masa
"Saya hanya ingin anak saya bahagia pokoknya. Saya rela bekerja apapun, saya lakukan untuk anak," ujarnya.
Ia berharap dengan menjadi badut goyang ini, ia mampu menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.
"Saya berharap anak saya semua sukses dan tamat kuliah, tidak seperti saya yang tamat SMP," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.