Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Budi Hidayat, Perawat yang Besarkan Bayi-bayi Harimau Ragunan

Kompas.com - 21/03/2019, 10:28 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada puluhan ekor harimau Sumatra yang ada di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Kebanyakan dari harimau-harimau tersebut merupakan hasil pengembang biakan yang dilakukan oleh pengelola.

Salah satu perawat yang berjasa membantu induk harimau membesarkan bayi-bayi mereka ialah Budi Hidayat, seorang pria yang sudah mengabdi sebagai perawat satwa sejak 2000 di Taman Margasatwa Ragunan.

Budi mengatakan, setidaknya ada 20 ekor bayi harimau Sumatra yang ia bantu besarkan setelah puluhan tahun menjadi perawat.

Bukan perkara mudah untuk merawat bayi-bayi harimau tersebut, terlebih jika ada bayi yang kondisinya lemah dan tidak diperhatikan oleh induknya.

Baca juga: Kebakaran Lahan di Indragiri Hulu Riau Mendekati Habitat Harimau Sumatera

Ia dan rekan-rekannya harus berjaga 24 jam secara bergantian untuk memastikan kebutihan si bayi harimau terpenuhi.

"Kalau di harimau kami harus standby ya, bisa dikatakan 24 jam. Jadi itupun kami harus memberi minum susu kalau masih bayi itu, soalnya harimau itu teriak-teriak kalau haus, jangan sampai dia dehidrasi, harus terus nyusu," kata Budi Hidayat saat ditemui Kompas.com di Taman Margasatwa Ragunan, Rabu (20/3/2019).

Salah satu hal yang dianggap Budi paling sulit dalam mengurus bayi harimau yang kurang diperhatikan induknya ialah saat pertama mengajarkan si bayi minum susu dari dot.

Terkadang ia harus sedikit memaksa si bayi untuk meminum susu yang ada di botol sampai ia merasakan ada air susu keluar, setelah itu barulah mereka bisa meminum susu formula tersebut dengan lancar.

Ia mengatakan, bayi-bayi harimau yang baru dilahirkan setidaknya bisa minum susu dari botol per 15 menit sekali.

Susu tersebut diberikan apabila mereka mulai berteriak kehausan di dalam kandangnya.

Setelah memasuki usia 1,5 tahun, bayi-bayi itu akan diajarkan untuk mengonsumsi daging-dagingan lunak seperti hati ayam.

Porsinya pun perlahan-lahan ditambah oleh para perawat. Setelah gigi mereka cukup kuat, barulah diberikan daging ayam serta daging babi yang menjadi standar makanan harimau Sumatra di Ragunan.

Baca juga: BBKSDA Riau: Lokasi Warga yang Diterkam Kawasan Habitat Harimau

"Karena harimau itu memang karnivora ya, mungkin tambah-tambah saja seperti obat-obatan, biasa lebih seringnya kalsium," ujar Budi.

Budi turut menambahkan, bayi-bayi harimau yang berusia dua bulan paling rentan diserang penyakit.

Hal yang paling sering terjadi pada bayi-bayi tersebut ialah mencret. Selain diberikan obat khusus dari dokter, ia juga harus mengusahakan agar bayi-bayi tersebut tidak mengalami dehidrasi.

"Tetap kami berusaha dia tetap makan, jangan sampai dia enggak makan karena kekuatannya di susu itu," jelasnya.

Biasanya Budi merawat hewan yang dilindungi tersebut hingga berusia enam sampai tujuh bulan.

Mereka mulai dilepaskan ke kandang peragaan saat sudah bisa makan secara mandiri tanpa dibantu perawat.

Baca juga: Harimau di Riau Terkam Perajin Kapal Pompong

"Kami berusaha membesarkan mereka semaksimal mungkin. Jadi itu kepuasan kami sebagai perawat kalau satwa itu tumbuh besar sehat," kata Budi.

Saat ini, Budi sudah dipindahkan dari pengasuh harimau Sumatra ke bagian nursery, tempat perawatan bayi-bayi seluruh satwa di Ragunan yang tidak begitu diperhatikan oleh induknya.

Ia ditugaskan di sana berkat pengalamannya mengurus bayi-bayi harimau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com