Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bagaimana Penumpang Angkot Tak Berkurang? Grab Car Itu Bisa Angkut Sekaligus 4"

Kompas.com - 21/03/2019, 17:25 WIB
Cynthia Lova,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Organda Depok meminta pemerintah menyediakan solusi atas berkurangnya penumpang angkot akibat maraknya transportasi online.

"Ya harusnya ada peremajaan ya dari pemerintah untuk angkot sehingga bisa digemari lagi, katanya mau buat AC di angkot, wah itu bagus kita dukung rencana pemerintah," ujar Satgas Organda Kota Depok, Syafrial Koto, saat ditemui di Terminal Depok, Kamis (21/3/2019).

Menurut dia, penumpang angkot semakin hari semakin sedikit setelah transportasi online muncul. Sepinya penumpang ini semakin terasa sejak 2017.

Baca juga: Tak Ada Terminal, Alasan Angkot Ngetem di Kawasan Stasiun MRT Lebak Bulus

Syafrial mengatakan, penumpang angkot berkurang hingga setengahnya. Jumlah angkot di Kota Depok yang semula 2.784 pun berkurang hingga setengahnya.

"Jadi yang biasanya bawa 12 orang sekarang bawa 6 orang di angkot," ucap dia.

"Bagaimana tidak berkurang, Grab Car itu dapat mengangkut sekaligus empat orang yang harusnya bisa jadi penumpang kita (angkot)," ujar Syafrial.

Menurut dia, angkot ditinggalkan pegawai kantoran dan anak sekolah. Mereka cenderung menggunakan transportasi online yang bisa menjemput ke lokasi penumpang.

Bahkan, kata Syafrial, ada sopir angkot yang beralih pekerjaan menjadi sopir transportasi online.

Syafrial menyebut, integrasi Terminal Depok dengan stasiun commuter line tidak membawa perubahan berarti dalam peningkatan jumlah penumpang angkot.

Sementara itu, sopir angkot di Terminal Depok, Jeje Suhendang, mengaku kalah saing dengan transportasi online.

"Wah kalau dibilang berkurang ya berkurang banget ya yang biasanya saya ngangkut 16 sekarang satu kali perjalanan jadi enam orang," ujar Jeje.

Baca juga: Curhat Sopir Angkot, Penghasilan Berkurang karena Ojek Online

Akibatnya, penghasilan Jeje yang sehari-hari membawa angkot D110 rute Terminal Depok-Cinere itu berkurang.

Biasanya, ia mendapat Rp 150.000 sehari beroperasi. Namun kini, kata dia, ia hanya mendapatkan Rp 50.000 per hari.

"Nih kita dapet Rp 270.000, buat setoran angkot Rp 120.000, buat uang bensin lagi Rp 100.000, nah ya sudah sisanya baru buat saya, palingan dapat Rp 50.000," ucap dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com