Ada pula perahu eretan yang membantu warga dari Kampung Lio ke Perumnas Depok 1. Fasilitas penyeberangan itu sering digunakan, terlebih oleh anak sekolah sehingga jarak tempuh mereka tidak terlalu jauh.
Tarif naik perahu itu pun termasuk murah, untuk anak-anak dikenakan Rp 1.000, dewasa Rp 2.000, dan sepeda motor dikenakan Rp 4.000 termasuk dengan orangnya.
Dengan 18 bantalan apung dari drum plastik bekas sebanyak 108 buah dan satu tiang bantalan apung menggunakan enam buah drum plastik, perahu tersebut terlihat sangat kuat meski dilalui beberapa sepeda motor.
Pembawa perahu eretan Situ Rawa Besar, Wanto, mengatakan dermaga sudah ada sejak setahun yang lalu dari dana swadaya warga RT 02 Kampung Lio.
Baca juga: Sebelum Dipasangi Nano Bubble, Air Situ Pladen Kehitam-hitaman...
Dermaga ini dibuat lantaran mereka prihatin melihat anak-anak warga Lio yang sekolah di Depok Jaya harus memutar jauh.
Ia bercerita, kondisi situ sekarang ini tidak seperti dahulu yang dipenuhi sampah.
"Ya walaupun sampahnya sudah sedikit, ini sudah lebih bersih dari dulu yang banyak sampah di atas airnya," ujar Wanto di Situ Rawa Besar.
Dulunya pun bebek-bebekan tersedia di situ tersebut, namun tak berjalan lama bebek-bebekan itu diambil pemerintah lantaran telah rusak karena tidak ada yang mengelola dengan baik.
Ia pun antusias dengan kebijakan pemerintah untuk menata dan normalisasi Situ Rawa Besar.
Pasalnya, Situ Rawa Besar ini sering kali dijadikan tempat lomba perahu dayung karena bentuknya yang luas dan bagus.
Ia berharap Situ Rawa Besar dapat dimanfaatkan pemerintah untuk dijadikan salah satu destinasi wisata Depok.
Baca juga: Izin Usaha Industri Akan Dicabut jika Cemari Situ dan Sungai di Depok
Tempat yang strategis tersebut sebenarnya memungkinkan bagi Rawa Besar untuk menjadi situ tujuan wisata, semisal Setu Babakan.
Akan tetapi, akses menuju situ dari tempat-tempat umum yang sulit membuat potensi Situ Rawa Besar belum terlihat.
Seperti dari Rawa Besar menuju Stasiun dan Terminal Depok, ada jalan pintasnya yang bisa ditempuh dengan jalan kaki.
Akan tetapi, jalan pintas tersebut menembus permukiman padat penduduk yang alur jalannya berkelok-kelok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.