Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Situ Rawa Besar, Salah Satu Calon Destinasi Wisata di Depok

Kompas.com - 22/03/2019, 12:11 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Situ Rawa Besar Lio di Pancoran Mas, Depok akan segera direvitalisasi menggunakan dana hibah dari Pemprov DKI Jakarta.

Situ Rawa Besar ini pun nantinya akan dijadikan salah satu destinasi wisata di Depok.

Situ seluas kurang lebih 13 hektar ini terletak sekitar satu setengah kilometer dari kantor Wali Kota Depok.

Dari kantor Wali Kota Depok di Jalan Margonda, untuk sampai ke Rawa Besar bisa melewati Jalan Arif Rahman Hakim.

Baca juga: Melihat Efektivitas Pemasangan Nano Bubble untuk Revitalisasi Situ Pladen Depok

Dari jalan utama Gang Kembang Lio tersebut, sebenarnya letak situ tidaklah jauh. Hanya saja akses menuju situ tersebut yang tak kentara bagi orang yang baru pertama kali berkunjung ke sana.

Kompas.com berkesempatan untuk mengunjungi Situ Rawa Besar pada Jumat (22/3/2019). Warga-warga sekitaran Lio tampak tengah memancing di sana.

Beberapa masyarakat terlihat asyik berswafoto di pinggir situ yang ada papan bertuliskan Situ Rawa Besar. Namun, sayangnya huruf I dan T telah hilang.

Saat berjalan ke depan, tampak ada pula tempat swafoto yang bagus di papan tulisan "I Love Depok".

Tampak pula ada sekumpulan ibu-ibu tengah berkumpul di saung-saung pinggir situ.

Meski saung tersebut hanya ditutupi terpal, namun bangkunya masih difungsikan mereka untuk berkumpul. 

Saung di bawah pohon besar itu membuat suasana mereka ngobrol semakin akrab.

Saat Kompas.com mencoba berkeliling Situ Rawa Besar, tampak sesekali sampah plastik terlihat di atas air yang warnanya hijau pekat.

Baca juga: Melihat Cara Kerja Nano Bubble di Situ Pladen Depok

Salah satu yang menjadi pusat perhatian saat berkunjung ke Situ Rawa Besar ini adalah keberadaan dermaga.

Warga Lio bisa menyeberang melalui jembatan apung yang membelah Situ Rawa Besar Lio tersebut.

Ada pula perahu eretan yang membantu warga dari Kampung Lio ke Perumnas Depok 1. Fasilitas penyeberangan itu sering digunakan, terlebih oleh anak sekolah sehingga jarak tempuh mereka tidak terlalu jauh.

Tarif naik perahu itu pun termasuk murah, untuk anak-anak dikenakan Rp 1.000, dewasa Rp 2.000, dan sepeda motor dikenakan Rp 4.000 termasuk dengan orangnya.

Dengan 18 bantalan apung dari drum plastik bekas sebanyak 108 buah dan satu tiang bantalan apung menggunakan enam buah drum plastik, perahu tersebut terlihat sangat kuat meski dilalui beberapa sepeda motor.

Pembawa perahu eretan Situ Rawa Besar, Wanto, mengatakan dermaga sudah ada sejak setahun yang lalu dari dana swadaya warga RT 02 Kampung Lio.

Baca juga: Sebelum Dipasangi Nano Bubble, Air Situ Pladen Kehitam-hitaman...

Dermaga ini dibuat lantaran mereka prihatin melihat anak-anak warga Lio yang sekolah di Depok Jaya harus memutar jauh.

Ia bercerita, kondisi situ sekarang ini tidak seperti dahulu yang dipenuhi sampah.

"Ya walaupun sampahnya sudah sedikit, ini sudah lebih bersih dari dulu yang banyak sampah di atas airnya," ujar Wanto di Situ Rawa Besar.

Dulunya pun bebek-bebekan tersedia di situ tersebut, namun tak berjalan lama bebek-bebekan itu diambil pemerintah lantaran telah rusak karena tidak ada yang mengelola dengan baik.

Ia pun antusias dengan kebijakan pemerintah untuk menata dan normalisasi Situ Rawa Besar.

Pasalnya, Situ Rawa Besar ini sering kali dijadikan tempat lomba perahu dayung karena bentuknya yang luas dan bagus.

Ia berharap Situ Rawa Besar dapat dimanfaatkan pemerintah untuk dijadikan salah satu destinasi wisata Depok.

Baca juga: Izin Usaha Industri Akan Dicabut jika Cemari Situ dan Sungai di Depok

Tempat yang strategis tersebut sebenarnya memungkinkan bagi Rawa Besar untuk menjadi situ tujuan wisata, semisal Setu Babakan.

Akan tetapi, akses menuju situ dari tempat-tempat umum yang sulit membuat potensi Situ Rawa Besar belum terlihat.

Seperti dari Rawa Besar menuju Stasiun dan Terminal Depok, ada jalan pintasnya yang bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Akan tetapi, jalan pintas tersebut menembus permukiman padat penduduk yang alur jalannya berkelok-kelok. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com