JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi permasalahan kondisi tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang yang disoroti oleh aktor Hollywood Leonardo DiCaprio.
Anies mengatakan, kondisi tersebut bukanlah hal baru dan sudah menjadi permasalahan yang sudah dihadapi oleh DKI Jakarta selama bertahun-tahun.
"Memang iya menumpuk itu semua barang yang sudah semua orang tahu. Jadi dia tidak menemukan barang yang baru. Itu barang yang kita semua tahu. Sudah terjadi bertahun-tahun," ucap Anies di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jumat (22/3/2019).
Anies pun heran karena publik seolah kaget saat masalah tersebut disorot oleh warga asing.
Baca juga: Pemkot Bekasi Segera Selesaikan Administrasi Pencairan Dana Kompensasi Warga Bantar Gebang
Padahal menurutnya fakta tersebut bukan fakta baru.
"Menurut saya aneh ini kalau ada orang asing yang ngomong baru ramai kita ini, padahal itu fakta yang dari dulu kita tahu. Sebelum jadi Gubernur juga sudah ada tumpukan di tempat itu," lanjutnya.
Untuk mengurangi masalah sampah tersebut, Anies menyebut pihaknya berfokus membangun pengolah sampah intermediate treatment facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara.
"Lalu apa yang kami lakukan sekarang? Yang kami lakukan sekarang adalah membangun ITF, sudah bangun satu nih dalam proses. Kami Insya Allah akan bangun 3 hingga 4 lagi. Sesudah itu terbangun, sampah kita akan diolah jadi energi," kata dia.
Sebelumnya, aktor Hollywood Leonardo DiCaprio menyoroti permasalahan sampah yang ada di TPST Bantar Gebang.
Leo yang juga merupakan aktivis lingkungan mengunggah sebuah foto di akun Instagram-nya @leonardodicaprio tentang banyaknya sampah di Bantar Gebang pada 15 Maret 2019.
Posting-an ini merupakan unggahan ulang sebuah foto dari akun @everydayclimatechange.
Baca juga: DKI Tunggu Laporan Bekasi untuk Cairkan Dana Kompensasi Bantar Gebang
Leo juga menyematkan tulisan yang berisi kekhawatiran akan kondisi Bantar Gebang.
"Beberapa pria, dari Desa Cikiwul, menangkap ikan di perairan berlumpur yang sangat tercemar yang merembes dari zona pembuangan terbesar Bantar Gebang. TPA Bantar Gebang menerima limbah sekitar 15 juta orang yang tinggal di Jakarta. Pemulung membutuhkan sampah untuk mencari nafkah dan masyarakat Indonesia membutuhkan pemulung untuk mendaur ulang semua bahan yang mungkin akan dibuang begitu saja," tulis Leo dalam akun Instagram-nya.
"Indonesia berada di peringkat pencemar plastik terbesar kedua di dunia setelah China, dengan laporan menunjukkan bahwa negara itu menghasilkan 187,2 juta ton sampah plastik setiap tahun yang lebih dari 1 juta ton bocor ke laut," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.