Meski demikian, Agung berharap dalam waktu dekat bus listrik dengan pintu untuk halte TJ BRT akan segera diproduksi.
"Tapi juga dalam waktu dekat kami harapkan akan ada men-supply yang hi-deck, yang untuk lebih tinggi sehingga bisa digunakan di koridor," lanjutnya.
Rute Bundaran Senayan - Monas di jalur feeder atau non-bus rapid transit (BRT) akan jadi rute pertama yang diuji coba untuk bus listrik ini.
Baca juga: Bus Listrik Akan Melintas di Luar Jalur Transjakarta Saat Uji Coba
"Kami menargetkan salah satu rute yang akan kami uji coba adalah dari Bunsen (Bundaran Senayan) ke Monas. Karena Pak Gubernur punya pesan agar lakukan pada kawasan yang membangun perhatian publik atau kesadaran publik," ujar Agung.
Bundaran Senayan - Monas menjadi titik uji coba bus listrik karena berada di pusat kota dan bisa menjadi perhatian masyarakat. Jalur tersebut juga nanti bersinggungan dengan MRT.
"Itu akan sangat terlihat bagaimana bus listrik ini akan betul-betul berjalan dan persis di tengah kota. Di situ bawahnya ada MRT, angkutan massal yang bersih, di atasnya juga kami inginkan ada angkutan yang bersih yaitu bus listrik," terangnya.
Jika nantinya beroperasi, PT Transjakarta akan meminta subsidi tarif listrik.
Apalagi untuk stasiun pengisian daya memakan 85.000 watt listrik agar bisa mengisi daya bus.
"Biaya perlu kami hitung, karena tentu tergantung dari tarif listrik ya. Tadi salah satu hal yang dibahas dukungan-dukungan pemerintah untuk adanya bus itu, ada dukungan infrastruktur terutama subsidi tapi juga dukungan tarif listrik," jelasnya.
Permintaan subsidi tarif listrik ini, kata dia, juga dilakukan oleh kereta rel listrik sehingga selayaknya bus listrik juga mendapatkan subsidi tarif listrik.
Baca juga: Bus Listrik Ramah Lingkungan, Harga Mahal dengan Perawatan Murah
"Jadi karena ini angkutan publik idealnya ada dukungan juga tarif listrik untuk charging-nya bus listrik. Seperti KRL kita tahu itu kan ada Permen (peraturan menteri) khusus untuk tarif listrik bagi KRL. Saya rasa akan tepat juga bagi TJ untuk punya bus listrik," tutup Agung.
Adapun bus listrik tersebut harus diisi daya selama empat jam untuk bisa dijalankan sejauh 250 kilometer.
Untuk saat ini, charging station atau stasiun pengisian daya baru terdapat di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.