Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Polisi Emosi hingga Rebut Ponsel Warga, Ini Kronologinya...

Kompas.com - 29/03/2019, 21:49 WIB
Tatang Guritno,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasatlantas Polres Metro Jakarta Utara AKBP Agung Pitoyo menjelaskan kronologi polisi yang emosi dan berupaya rebut ponsel warga.

Video polisi tersebut menjadi viral di media sosial. 

Agung menceritakan, kejadian tersebut terjadi di Jalan Yos Sudarso, kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Rabu (27/3/2019) pukul 16.00. 

Baca juga: [POPULER MEGAPOLITAN] Perempuan Pengemudi Go-Jek Dilecehkan I Polisi Emosi karena Diduga Pungli I Anies Minta Publik Bandingkan Tarif MRT dengan Ojek Online

Saat itu, lanjut dia, polisi tengah bertugas mengatur lalu lintas seperti biasa.

"Itu polisi tidak lakukan razia, hanya pengaturan lalu lintas biasa. Tidak ada bukti juga sampai sekarang kalau polisi lakukan pungli," ujar Agung kepada Kompas.com, Kamis (28/3/2019).

Ia mengatakan, tak jauh dari lokasi polisi bertugas, seorang warga bernama Benni Eduward merekam video. 

Baca juga: Viral, Polisi Emosi karena Diduga Pungli hingga Rebut Ponsel Warga

Agung menyebut, polisi mencurigai gerak-gerik Benni yang disebutnya merekam cukup lama. 

Polisi yang curiga akhirnya menghampiri Benni untuk bertanya mengenai keperluannya melakukan perekaman.

"Ditanya baik-baik awalnya, dia dari mana, ada keperluan apa, jika membutuhkan bantuan bisa dibantu. Tapi dia ngoceh, petugas kami lalu mundur, tetapi semakin lama ia merekam polisi makin curiga, akhirnya terjadilah peristiwa tersebut," katanya. 

Baca juga: Bantahan Polisi soal Viral Dugaan Pungli hingga Rebut Ponsel Warga...

Dalam video yang diunggah Benni ke akun media sosial, polisi yang direkamnya disebut melakukan pungli kepada pengendara motor.

Kemudian, polisi tersebut mendatangi Benni dan berupaya merebut ponselnya.

Menurut Agung, Benni berencana melaporkan tindakan polisi tersebut ke Polres Metro Jakarta Utara. 

"Ditunggu sampai sekarang juga tidak kembali, padahal dia sebut akan melapor untuk visum. Pamit makan sebentar, ditunggu enggak kembali," ujar Agung. 

Meski demikian, Agung mengakui anggotanya naik pitam saat menghampiri Benni. 

"Saat itu petugas penasaran karena orang tersebut sudah mengambil gambar cukup lama. Ketika dihampiri untuk melihat rekamannya tidak diberi, maka terjadi pemaksaan," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com