"Dulu jualan sambil ngelukis di sini cuma beratapkan payung saja, kalau sekarang sih sudah dibuatkan kios sama pemerintah sejak tahun 2018 lalu," ucap Tea.
Harga yang dipatok untuk lukisan hasil karyanya cukup bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung dari ukuran lukisan dan detail lukisan itu sendiri.
"Paling murah ya Rp 500.000, tapi hanya hitam-putih. Kalau berwarna rata-rata itu Rp 2 jutaan," ujarnya.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu lukisan pun beragam, tergantung dari pesanan pelanggan.
Meski kini kondisi dari segi tempat lebih baik, namun Tea mengeluhkan penurunan omzet karena pelanggan yang semakin sedikit.
Penghasilannya pun kini tak menentu. Dalam satu bulan ia mengaku rata-rata hanya mendapat lima pelanggan lukisan.
Baca juga: 60 Menit Jadi Model Pelukis On The Spot, Khofifah Senyum-senyum...
"Kalau lagi zonk pernah sebulan sama sekali enggak ada pelanggan. Sekarang sih hanya tinggal menggandalkan pelanggan lama saja," ungkapnya.
Hal sedikit berbeda justru disampaikan oleh Herdy, pemilik Poci Art Studio.
Ia mengatakan, meski penghasilannya menurun, tapi setiap harinya ada saja pelanggan yang datang ke kiosnya.
"Enggak seramai dulu sih tapi alhamdulillah setiap hari ada saja satu atau dua pelanggan yang datang," kata pria asal Medan, Sumatra Barat tersebut.
Meski penghasilannya terus merosot, namun Herdy mengaku tetap bersyukur dan tidak ada keinginan untuk beralih profesi.
"Ya mau gimana, sudah dari SD saya senang melukis. Waktu kuliah dulu juga ambil jurusan seni, syukuri saja apa yang didapat," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.