JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir kembali terjadi di Jatipadang pada Minggu (31/3/2019). Sama seperti banjir-banjir sebelumnya, banjir kali ini disebabkan Kali Pulo yang meluap dan tanggul jebol.
Tanggul di Jatipadang mulai sering jebol pada tahun 2017. Sejak Oktober 2017, tanggul jebol hingga enam kali.
Pemerintah kemudian membangun tanggul yang lebih kokoh dan tinggi.
Baca juga: Warga Khawatir Tanggul Jatipadang Jebol Lagi
Tanggul sempat retak pada Februari 2018. Namun, tanggul segera dicor kembali. Pada 13 Januari 2019 tanggul sempat kembali jebol.
Jebol kali ini, tak terletak persis pada sisi tanggul, namun dari bawah. Air yang deras mendorong dari hulu dan akhirnya menerobos masuk ke coakan di bagian bawah hingga merusak jalan setapak warga.
Perlu penataan
Air yang mengalir di Kali Pulo bisa menghasilkan tekanan yang kuat dan deras sebab mengalir dari dua hulu yakni Pintu Air Setu Babakan dan Pintu Air Betawi Ngumpul.
Sayangnya, debit yang besar itu tak didukung dengan kali yang lebar. Semakin ke hilir, Kali Pulo di Jatipadang semakin hilang. Badan-badan air diokupasi warga untuk dijadikan jembatan dan rumah.
Ketika ditanya soal okupasi sebagai penyebab banjir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan memang perlu ada penataan.
"Nanti harus ada penataan. Tapi kita kerjakan satu-satu," kata Anies ditemui di Jakarta Barat, Senin (1/4/2019).
Baca juga: Cerita Maesaroh soal Banjir Jatipadang yang Hanya Menyisakan Kasur Tidurnya...
Rencana penataan ini bukan kali pertama disampaikan olehnya. Pada Desember 2017 lalu, ia juga menyatakan hal serupa.
"Jangka panjang mau tidak mau harus ada pelebaran," kata Anies, 21 Desember 2017.
Ia juga menyebut warga Jatipadang sudah bersedia untuk angkat kaki demi mendukung pengembalian lebar kali.
"Warga semua yang tinggal di tepian situ rata-rata sudah menyadari bahwa tidak ada pilihan lain selain melebarkan sungai mengembalikan lagi hak tata sungai itu dan tidak diduduki dan ditempati rumah," ujar dia.
Namun setahun sejak wacana itu, belum ada perkembangan yang berarti.
Berharap pada hulu
Anies mengatakan, saat ini ia lebih berharap akan solusi dari hulu. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah membangun dua bendungan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dua bendungan itu adalah Bendungan Ciawi dan Sukamahi yang diyakini dapat membantu mengendalikan banjir di ibu kota.
Baca juga: Saat Seorang Nenek Keringkan Ijazah Anak dan Cucunya yang Terendam Banjir Jatipadang...
"Tentu (ada penanganan), karena itu mudah-mudahan dengan tuntasnya tanggul (bendungan) yang sekarang dibangun di Bogor, ada dua," ujar Anies.
Anies mengatakan, limpasan air ke 13 sungai di Jakarta bakal berkurang jika kedua bendungan itu rampung pada akhir 2019.
"Volume air yang turun ke Jakarta akan turun 30 persen. Dengan turun 30 persen, maka proses retensi akan bisa lebih baik karena selama di sana tidak tertangani," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.