Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Sidang Keenam Ratna Sarumpaet: Di Balik Jumpa Pers Prabowo, Kronologi Kebohongan, dan Kesaksian Nanik S Deyang

Kompas.com - 03/04/2019, 11:04 WIB
Tatang Guritno,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa kasus penyebaran berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpaet menjalani sidang keenam, Selasa (2/4/2019), di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

Agenda sidang kemarin adalah pemeriksaan saksi yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Tiga orang staf Ratna yakni Rubagi, Sahrudin, dan Makmur, dihadirkan di sidang. Selain itu, Wakil Ketua Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga, Nanik S Deyang, juga hadir sebagai saksi.

Sebelum sidang berjalan, saat ditemui di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya, Ratna menyampaikan sekali lagi keinginannya untuk ditahan sebagai tahanan kota.

Baca juga: Ratna Sarumpaet Jengkel akan Kesaksian Nanik S Deyang yang Ini...

"Tahanan kota saya berharap ini dikasih ya, hak saya, (usia) saya sudah 71 tahun, disuruh tidur di sini (Rutan) terus," ujar Ratna.

1. Alasan tak hadiri konfrensi pers Prabowo

Dari keterangan saksi Ahmad Rubangi, yang bekerja sebagai sopir Ratna, diketahui alasan mengapa Ratna tak hadir dalam jumpa pers yang digelar Prabowo Subianto.

"Saya dengar Pak Prabowo akan ada jumpa pers menyangkut peristiwa pemukulan. Ibu sebenarnya tidak setuju dengan adanya jumpa pers," kata dia.

Meski begitu, Ratna menampik kesaksian Ahmad Rubangi yang menyebutkan ia tidak setuju atas jumpa pers Prabowo Subianto terkait kasus penganiayaannya.

Dalam persidangan tersebut, Ratna menyebutkan alasan ketidakhadirannya karena ia sedang stres.

Baca juga: Ratna Sarumpaet Bantah Fadli Zon Minta Izin Ambil Foto Wajah Lebamnya

"Keputusan dari perasaan saya saat itu. Beliau (Prabowo Subianto) kalau mau menggelar jumpa pers itu haknya. Saya tidak berhak untuk melarang. Saya sendiri enggak ingin ikut, saya sedang stres," ungkap dia.

2. Kronologi Ratna akui kebohongan

Kebohongan Ratna tentang insiden pemukulan yang menyebabkan lebam di wajahnya pertama kali diceritakan kepada tiga orang stafnya.

Menurut kesaksian Ahmad Rubangi, ia mendapatkan kabar tersebut langsung dari Ratna pada 24 September 2018.

"Beliau bilang dipukuli dua orang laki-laki di Bandung," ujar dia.

Saksi lain bernama Saharudin mengaku, diminta Ratna untuk tidak menceritakan perihal penganiayaan tersebut kepada anak dan keluarga Ratna.

"Di kamar, kakak (panggilan untuk Ratna Sarumpaet) tiba-tiba duduk di sudut kamar dan mengaku kalau dipukuli dua orang di Bandung. Kata Kakak, jangan ceritakan ini kepada keluarga dan anak-anak," kata Saharudin, di persidangan.

Pele seorang saksi yang juga karyawan Ratna sempat menyarankan Ratna untuk lapor ke polisi terkait penganiayaan tersebut.

"Sudah kami sarankan, 'Kenapa tidak lapor polisi?'. Pada saat itu, beliau juga masih jadi tersangka di kasus makar. Jadi, ada rasa tidak percaya pada kepolisian," papar Pele.

Baca juga: Tangis Ratna Sarumpaet Pecah Saat Timses Prabowo Bersaksi di Pengadilan

Dari kesaksian Ahmad Rubangi diketahui Ratna baru mengakui kebohongannya pada 3 Oktober 2018 jelang gelar jumpa pers.

Ratna disebut mengakui kebohongan tersebut pada tiga orang stafnya sambil menangis.

Saharudin menyampaikan, penyebab Ratna mengakui kebohongannya setelah ia mendapatkan informasi adanya dokumen pdf yang dibuat Polda Metro Jaya pada 3 Oktober 2018.

File pdf tersebut didapatkan Saharudin dan Ratna dari seseoran bernama Siane.

"Isinya tentang penyelidikan dari pihak kepolisian bahwa ada foto-foto Kakak (Ratna) di rumah sakit," jawab Saharudin, kepada majelis hakim.

Setelah mendapatkan file tersebut Saharudin menyebutkan, Ratna memerintahkannya untuk segera menggelar jumpa pers di rumahnya pada pukul 15.00 WIB.

3. Kesaksian Nanik S Deyang

Wakil Ketua Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga, Nanik S Deyang turut memberikan kesaksiannya atas kasus Ratna Sarumpaet.

Dalam pengakuan Nanik, ia dan Fadli Zon mengetahui kabar penganiayaan Ratna pada 2 Oktober 2018, saat sedang rapat Tim BPN Prabowo-Sandiaga.

Setelah mendapat kabar simpang siur terkait kondisi Ratna, di depan Majelis Hakim, Nanik mengaku mengunggah foto Ratna dengan muka lebam ke akun Facebooknya setelah meminta izin pada Ratna.

Foto tersebut diambil di Lapangan Polo Nusantara Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada 2 Oktober 2018.

"Pertama, Fadli Zon mengambil gambar, lalu izin untuk ditwit ke akun Twitter-nya. Karena saya punya etika, saya bertanya lagi ke Ibu Ratna untuk upload ke Facebook saya. Saya minta izin, saya melihat sendiri, beliau mengangguk," cerita Nanik.

Unggahan foto muka lebam Ratna, langsung dihapus Nanik pada 3 Oktober 2018, setelah ia tahu bahwa Ratna berbohong.

Ratna juga meminta Nanik untuk menyampaikan permintaan maaf pada Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais.

Saat dihubungi Ratna, Nanik mengaku sempat mengatakan pada Ratna bahwa kebohongannya tersebut digunakan untuk menjatuhkan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.

"Saya sampai bilang, Mbak Ratna mau menjatuhkan Prabowo? Langsung dijawab Mbak Ratna, tidak. Dia bilang akan bertanggung jawab karena ini kesalahan dia," papar Nanik.

Sementara itu, Ratna menampik kesaksian Nanik yang menyebutkan bahwa Fadli Zon meminta izin mengunggah wajah lebamnya ke akun Twitter-nya.

Baca juga: Sidang Ratna Sarumpaet Dilanjutkan Kamis Lusa

"Saya enggak mungkin izinkan untuk unggah foto. Sebenarnya terlalu banyak bunga-bunga dramatis. Seolah-olah dia (Nanik) adalah pembawa Prabowo yang luar biasa," bantah Ratna.

Adapun, Ratna didakwa dengan Pasal 14 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Hukum Pidana.

Jaksa juga mendakwa Ratna dengan Pasal 28 Ayat (2) jo Pasal 45 A Ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Sidang lanjutan kasus Ratna Sarumpaet akan digelar Kamis (4/4/2019), masih dengan agenda pemeriksaan saksi dari Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com