Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tukidjo Jadi Juru Kremasi Hewan Kesayangan, dari Kucing hingga Ular...

Kompas.com - 04/04/2019, 09:42 WIB
Sherly Puspita,
Dian Maharani

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dengan sabar Tukidjo mengatur panas api di ruang krematorium Pondok Pengayom Satwa. Beberapa kali Ia membalikkan jasad anjing kecil yang diletakkan di atas tungku.

Ruangan krematorium terletak di bagian belakang Pondok Pengayom Satwa. Sebuah tungku yang terhubung dengan cerobong asap berwarna hitam pekat akibat asap pembakaran.

Di depan ruang krematorium, Priska, pemilik anjing hanya dapat menunduk dan menahan air matanya.

Setelah satu jam, jasad anjing berubah menjadi abu. Tukidjo kemudian mengumpulkan abu anjing tadi dan memasukkannya ke dalam sebuah wadah.

Ternyata masih ada bagian yang perlu dihaluskan. Tukidjo kemudian menumbuk abu bakaran hingga semuanya menjadi halus.

Tukidjo menghaluskan abu jasad hewan yang dikremasi di Pondok Pengayom Satwa, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019). Selain krematorium di tempat ini terdapat sekitar 700 makam hewan peliharaan serta shelter hewan.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Tukidjo menghaluskan abu jasad hewan yang dikremasi di Pondok Pengayom Satwa, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019). Selain krematorium di tempat ini terdapat sekitar 700 makam hewan peliharaan serta shelter hewan.

Setelah selesai, abu halus dimasukkan ke dalam wadah gerabah dan diserahkan kepada pemilik hewan peliharaan.

Tukidjo merupakan juru kremasi hewan kesayangan di selter hewan yang terletak di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan ini.

“Sehari-hari kerjanya begini. Kadang sehari bisa kremasi satu sampai tiga ekor hewan peliharaan,” ujar Tukidjo.

Baca juga: Uniknya Pemakaman Hewan Kesayangan di Pondok Pengayom Satwa Ragunan...

Tukidjo mengaku telah menjalani profesi ini sejak tahun 1992 atau sudah 27 tahun. Selama 27 tahun bekerja, banyak pengalaman menarik yang Ia temui.

“Saya sering menemui pemilik anjing yang tampak sangat sedih saat hewannya mau dikremasi, ada yang nangis sejadi-jadinya, tapi ada juga yang biasa saja,” ceritanya.

Priska menunjukkan abu jasad anjingnya bernama Merry usai dikremasi di Pondok Pengayom Satwa, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019). Selain krematorium di tempat ini terdapat sekitar 700 makam hewan peliharaan serta shelter hewan.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Priska menunjukkan abu jasad anjingnya bernama Merry usai dikremasi di Pondok Pengayom Satwa, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019). Selain krematorium di tempat ini terdapat sekitar 700 makam hewan peliharaan serta shelter hewan.

Kremasi kucing hingga ular

Pria asal Yogyakarta ini mengatakan, tak hanya anjing, ia mengaku pernah melayani jasa kremasi kucing, kelinci, ular, burung, hingga monyet.

Untuk jasa kremasi hewan peliharaan yang beratnya 5 kilogram, pemilik harus membayar sekitar Rp 300.000. Ada tarif tambahan jika berat hewan peliharaan lebih dari 5 kilogram.

Layanan kremasi dibuka setiap hari pukul 09.00 hingga 15.00. Jika lewat dari jam tersebut, proses kremasi akan dilakukan di hari berikutnya.

Menurut Tukidjo, dulu proses kremasi tak dilakukan di ruang krematorium seperti sekarang.

Baca juga: Jalan-jalan ke Ragunan, Sempatkan Waktu Mengunjungi Taman Makam Satwa

“Dulu belum ada tungku kremasi begini. Jadi kremasi hewan peliharaan masih pakai kayu bakar. Proses kremasinya jadi lebih lama dan abunya sulit dipisahkan dengan kayu bakar,” kata Tukidjo.

Proses kremasi jasad anjing di Pondok Pengayom Satwa, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019). Selain krematorium di tempat ini terdapat sekitar 700 makam hewan peliharaan serta shelter hewan.
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Proses kremasi jasad anjing di Pondok Pengayom Satwa, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019). Selain krematorium di tempat ini terdapat sekitar 700 makam hewan peliharaan serta shelter hewan.

Tukidjo mengaku senang menjalani profesi ini meski kini ia merupakan juru kremasi satu-satunya di Pondok Pengayom Satwa.

Baginya, memberikan momen perpisahan yang layak antara hewan kesayangan dengan sang pemilik merupakan pengalaman berharga dalam hidupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com