Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

39 Tahun Jadi Perajin Golok, Matroji Ciptakan Golok Raksasa

Kompas.com - 05/04/2019, 18:31 WIB
Cynthia Lova,
Icha Rastika

Tim Redaksi

Dengan dibantu adiknya, Junaedi, ia membuat golok berdasarkan pesanan pelanggan.

Menurut Matroji, dengan hanya membuatkan golong berdasarkan pesanan, ia dapat menghemat ongkos produksi.

Baca juga: Viral, Video Pria Ayunkan Golok ke Pengendara di Jalanan Bali, Ini Penjelasannya

Ia mengatakan, menjadi perajin golok tidaklah gampang. Matroji harus mencari bahan pembuatan golok yang sulit ditemukan.

"Kadang harus pergi jauh dulu seperti ke Banten bahkan kota-kota lain untuk menemui bahan pembuatan golok tersebut," ucap Matroji.

Belum lagi, jika mendapatkan pengalaman buruk ketika berhadapan dengan pelanggan. Matroji pernah dikelabui pelanggannya.

"Ada yang katanya mau pesan, pas sudah jadi goloknya, eh orangnya malah tidak bisa dihubungi dan akhirnya tidak jadi," ucap dia sambil tersenyum.

Selain itu, Matroji merasa kerap diremehkan warga sekitar karena hanya menjadi perajin golok.

"Ya mau ngapain sih jadi pengrajin golok mana ada uangnya. Sekarang mana zaman lagi golok," kata dia.

Matroji pun tak mau ambil pusing omongan orang. Hal yang penting, dengan menjadi perajin golok, ia bisa membiayai kebutuhan keluarganya.

Dalam satu hari, Matroji bisa mendapatkan uang Rp 400.000 hingga Rp 10 juta. Penghasilannya tak menentu.

Baca juga: Tanya Alamat, Pria Ini Malah Ditodong Golok dan Dirampok

Ia dapat banyak uang ketika sedang banyak pesanan golok. Namun, pernah juga Matroji tak menghasilkan uang jika sedang tak ada pesanan.

Kendati demikian, Matroji bersyukur karena bisa menyekolahkan anak-anaknya dengan menjadi pembuat golok.

"Anak saya perempuan yang pertama sudah jadi guru sekarang dan anak saya yang kedua masih SD," ucap Matroji.

Ia berharap, dari pekerjaannya tersebut, anak-anaknya dapat menjadi seseorang yang sukses.

"Wah jelas saya ingin anak saya sukses dong, apalagi si bontot saya sekarang jadi peserta palang pintu cilik," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com