Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

39 Tahun Jadi Perajin Golok, Matroji Ciptakan Golok Raksasa

Kompas.com - 05/04/2019, 18:31 WIB
Cynthia Lova,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Berawal dari keinginannya memiliki golok buatan sendiri, Matroji kini menjadi perajin golok yang karyanya dikenal.

Laki-laki berusia 50 tahun ini merupakan pembuat golok sorenan raksasa di Depok yang memiliki panjang 4,5 meter.

Golok itu dibuat Matroji bersama adiknya, Junaedi. Golok sorean akan dipamerkan dalam Festival Palang Pintu ke-14 di Kemang, Jakarta Selatan pada 26 April 2019.

Golok tersebut juga akan diarak saat ulang tahun Kota Depok. Terhitung, sudah 39 tahun Matroji menjadi perajin golok. Selama itu, ribuan golok sudah dibuatnya.

Banyak golok hasil karyanya dikirim ke pasar-pasar di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Dengan harga relatif terjangkau, golok buatannya kini dilirik banyak orang.

"Sesuai dengan pesanan buatnya, pernah buat 5 sampai 6 golok saya buat. Paling banyak, sehari bisa buat 25 golok," ucap Matroji di Jalan Krukut, Limo, Depok, Kamis (4/4/2019).

Baca juga: Melihat Golok Sorenan Raksasa Sepanjang 4,5 Meter di Depok

Lantas, apa yang membuat Matroji bertahan menjadi perajin golok?

Bagi Matroji, menjadi perajin golok sudah menjadi identitasnya.

Kemampuannya membuat golok diperoleh dari orangtuanya yang juga mendapatkan ilmu membuat golok turun-temurun.

"Orangtua saya adalah pembuat golok. Itu diwariskan kepada saya," kata dia.

Bagi laki-laki berpeci yang kerap mengenakan celana khas Betawi ini, menekuni pembuatan golok menjadi kebahagiaan sendiri.

Dengan begitu, Matroji merasa dapat mengenalkan golok sebagai senjata khas Betawi kepada orang banyak.

Selama ini, Matroji kerap mempromosikan golok yang ia jual melalui event palang pintu di Jabodetabek.

"Jadi kalau ada acara palang pintu sering saya bawa-bawa goloknya buat jawara Betawi. Nanti baru ada yang nanya harganya dan pesan ke saya," ucap dia.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com