2. Jalur pedestrian
Trotoar bagi pejalan kaki tergolong penting bagi para penumpang MRT yang hendak melanjutkan perjalanan ke titik terdekat.
Akan tetapi, belum semua stasiun MRT tersambung dengan jalur pedestrian yang ramah pejalan kaki.
Hal ini turut dikeluhkan Abdurrahman (25) yang pernah menjajal sistem MRT di China beberapa waktu silam.
“Kalau di sini kan, habis turun MRT masih perlu naik ojol (ojek online). Mau jalan kaki, tapi trotoar yang lebar-lebar dan nyaman paling hanya di sekitar HI (Hotel Indonesia) atau Senayan, kan,” ujarnya.
Baca juga: Naik MRT Boleh Bawa Sepeda, Ini Ketentuannya...
Ia mencontohkan, jalur pedestrian di Stasiun Lebak Bulus yang terkesan seadanya.
“Selama jalan menuju stasiun (Lebak Bulus) tidak ada kanopi atau pohon,” katanya.
Sejumlah warga yang ditemui Kompas.com di sekitar Stasiun MRT Lebak Bulus juga mengungkapkan keluhan serupa, terutama soal jalur pedestrian menuju lahan parkir Park and Ride yang minim penerangan serta kanopi.
Untuk mengatasinya, Darmaningtyas menganggap perlu ketersediaan shuttle bus dari dan menuju Stasiun Lebak Bulus.
Baca juga: Cara MRT Memaksa Penumpang Tak Buang Sampah
3. Lahan parkir
Keberadaan lahan parkir di sekitar stasiun MRT hingga saat ini baru tersedia di dua titik, yakni Stasiun Fatmawati dan Lebak Bulus.
Sementara lahan park and ride di Stasiun Fatmawati masih agak sepi, dan di Stasiun Lebak Bulus terpantau cukup ramai.
Akan tetapi, lahan parkir ini terpaut cukup jauh, sekitar 300 meter dari stasiun. Sudah begitu, fasilitas yang tersedia pun minim. Lahan parkir belum diaspal, berkanopi, maupun dilengkapi penerangan yang cukup.
Di luar itu, praktis para pemilik kendaraan pribadi yang hendak naik MRT perlu memutar otak untuk mencari lahan parkir.
Baca juga: Fasilitas Park and Ride di Lebak Bulus Dinilai Masih Perlu Perbaikan
“Lebih susah lagi buat pengguna mobil pribadi yang ingin lanjut naik MRT,” tutur Darmaningtyas.