Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Putra, Remaja 15 Tahun yang Berhasil Meretas Situs NASA

Kompas.com - 08/04/2019, 07:38 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com — Pada saat teman-teman seusianya sibuk bermain game dan menjelajahi media sosial, Putra Aji Adhari, seorang siswa kelas II MTs Manbaul Khair, Ciledug, Tangerang, sudah menemukan ratusan celah keamanan sistem komputer dari berbagai instansi.

Namun, anak yang baru berusia 15 tahun tersebut tidak menyalahgunakan keahliannya itu.

Ia merupakan white hat hacker yang mencari kelemahan sistem, lalu memberitahukannya ke instansi terkait supaya instansi tersebut memperbaikinya.

Sejumlah penghargaan telah diterima Putra saat menemukan celah di server berbagai instansi, baik milik pemerintah maupun swasta.

Dari pemerintah, ia mendapat penghargaan dari Badan Siber dan Sandi Negara, tempat ia biasa melaporkan temuannya tersebut.

Sementara itu, dari instansi swasta, ia mendapat penghargaan dari berbagai perusahaan, seperti Tiki, Times Indonesia, Redtech, dan Tokopedia.

Sertifikat-sertifikat itu dibingkai dan dipajang Putra di atas komputer tempat ia biasa melakukan aktivitas sebagai bug hunter.

Terinspirasi Mark Zuckerberg dan Bill Gates

Putra mengaku sudah tiga tahun menekuni keahliannya tersebut, tepatnya saat dia masih duduk di kelas VI sekolah dasar.

Ia belajar melakukan peretasan menggunakan komputer yang dibelikan oleh ayahnya saat ia bersunat.

"Dulu waktu sunat penginnya motor mini, tapi ayah bilang mending dibeliin komputer yang jauh lebih bermanfaat ke depannya," kata Putra saat di temui Kompas.com di kediamannya, Minggu (7/4/2019).

Awalnya, ia hanya menggunakan komputer tersebut untuk bermain game dan berselancar di media sosial.

Namun, saat menjelajahi dunia digital, ia menemukan sebuah artikel menarik yang dibagikan oleh temannya.

Artikel itu berisi kisah sukses dari pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, dan pendiri Microsoft, Bill Gates.

Kedua tokoh dunia tersebut kemudian menjadi inspirasi Putra untuk mendalami dunia komputer.

Baca juga: Asus Tambal Celah yang Dipakai Hacker Susupkan Malware ke 500.000 Laptop

Bukan berasal dari keluarga yang melek akan teknologi tak menghalangi Putra mengejar impiannya. Ia mengaku belajar secara otodidak dengan bantuan Google dan Youtube.

Namun, ketika belajar sendiri tak jarang ia menemui kebuntuan yang membuatnya frustrasi.

Sampai akhirnya ia menemukan sebuah komunitas di Facebook yang berisi orang yang jauh lebih berpengalaman dari dirinya.

"Di komunitas itu kami saling sharing kalau nemu masalah, ada yang enggak ngerti, isinya banyak orang hebat tapi tidak ada yang jadi mentor, semua sama," ujar Putra.

Setelah cukup ilmu, ia kemudian menggunakan keahliannya tersebut untuk melakukan penetration testing.

"Penetration testing itu web kita uji satu-satu, apakah ada bug (celah sistem) yang bisa dimasuki," ucap Putra.

Dari celah itu, seseorang biasanya bisa melihat dan mengambil data-data yang tersimpan dalam server instansi tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Setelah aksinya viral diberitakan media massa, bocah yang gemar bermain gim itu kini kebanjiran orderan di Instagram. "Awalnya karena dari kecil hobi main gim, minecraft, Point Blank, banyak" ujarnya kepada TangerangNews di kediamannya, Rabu (3/4/2019). . Warga Ciledug, Kota Tangerang yang masih duduk di bangku SMP itu menceritakan, kegemarannya bermain gim daring ( online ) tersebut kemudian membuatnya termotivasi untuk memiliki keahlian menyusup ke situs manapun. Salah satunya situs NASA. Namun, ternyata Putra tidak memiliki tujuan jahat, ia justru membantu pihak NASA atau situs lainnya untuk mengetahui kelemehan dengan melakukan _penetration testing_. _Penetration testing_. merupakan upaya masuk ke situs tertentu dan menemukan celah yang sekiranya rentan disusupi hacker jahat. Setelah tujuannya berhasil yaitu melakukan _penetration testing_, Putra si bocah baik hati ini membantu pihak NASA dengan memberitahu bahwa ada _bug_ (cacat desain), sehingga rawan dimasuki hacker jahat. "Sebenernya enggak nge-hack, tapi _penetration testing_. Ngetes bagian mana yang ada bug-nya dan ada celahnya untuk bisa disusupi. Nanti dari sana kita lapor ke NASA," terangnya. Selain NASA, sebelumnya ia juga mengaku berhasil masuk ke situs Bank Central Asia (BCA), Bank Mandiri, Bank Jateng, dan situs perusahaan besar lainnya. "Kalau sering mah enggak, tapi ada beberapa perusahaan besar dan itu rentan juga," kata Putra. Hebatnya lagi, untuk dapat masuk ke situs perusahaan besar nasional bahkan internasional, Putra hanya membutuhkan waktu sekira tiga menit. Bahkan satu menit jika tingkat keamanan situs itu lemah. Ia mengaku bila sudah berhasil membobol sebuah situs dan masuk ke database-nya, ia sering melihat banyak nominal uang hingga miliaran. "Kalau mau ambil mah bisa aja, tapi janganlah, enggak mau. Mending yang halal-halal saja," kata Putra dengan polosnya. Selengkapnya di TangerangNews.com! #Tn #Tngnews #Tangerangnews

A post shared by TangerangNews (@tangerangnewscom) on Apr 3, 2019 at 5:50am PDT

Berbagai situs web sudah pernah dites oleh Putra, mulai dari perusahaan perbankan, e-commerce, hingga situs pemerintah.

Retas situs NASA

Satu hal yang paling dibanggakan Putra ialah ketika ia berhasil meretas situs lembaga antariksa Amerika Serikat atau yang biasa dikenal dengan NASA.

"Awalnya dapat informasi dari teman, komunitas yang ngeshare program bug bounty yang diadakan oleh NASA, pas ngeliat ngerasa tertantang, terus coba," ujar Putra.

Bukan perkara mudah untuk menembus sistem keamanan dari organisasi yang bertanggung jawab atas penelitian luar angkasa tersebut.

Putra mengatakan, butuh waktu tiga hari hingga akhirnya ia bisa menemukan celah untuk mengakses server NASA.

Baca juga: Cara Mengecek Laptop Asus Anda Dibajak Hacker atau Tidak

Dengan celah temuannya itu, seseorang bisa melakukan apa saja terhadap sistem yang dimiliki NASA, mulai dari mengotak-atik isi data, mengganti, hingga mematikan server tersebut.

Namun, tak mau terlibat dalam tindak kejahatan, ia kemudian melaporkan temuannya itu kepada admin dari NASA agar temuan itu segera diperbaiki.

Satu hal yang disayangkan Putra dari organisasi milik pemerintah Amerika Serikat tersebut, ia hanya mendapat ucapan terima kasih melalui email.

Tak ada penghargaan berupa sertifikat, plakat, ataupun uang yang diberikan kepadanya.

Meski begitu, Putra sama sekali tak patah semangat karena ia sadar perbuatannya dapat menjadi amal yang menimbulkan banyak manfaat bagi orang lain.

Ia juga tak tergoda untuk beralih sebagai black hat hacker yang sejatinya bisa menghasilkan uang berkali-kali lipat.

"Kalau black hat memang uangnya lebih gede, tapi kita bisa kena pasal, terus haram juga. Kalau white hat biarpun uangnya dikit, bermanfaat buat orang, menguntungkan dan halal," ujar Putra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com