Lain lagi dengan Aca (18), perempuan yang saat ini tengah menjalani Ujian Nasional tingkat SMA.
Saat ditemui Kompas.com pada Jumat (5/4/2019) di Stasiun Dukuh Atas, Aca baru pulang dari sekolahnya di kawasan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, usai menekuni pelajaran tambahan.
“Mau ke Senayan, cari makan,” ujar Aca malu-malu.
Aca menumpang MRT dari Stasiun ASEAN ke Stasiun Bundaran HI untuk membeli minuman yang diinginkannya.
Menurut Aca, naik MRT lebih baik daripada membawa mobil pribadi.
"Enggak keberatan sih balik arah lagi ke Senayan. Pakai MRT juga murah karena masih diskon. Daripada pakai mobil buat keluar, macet juga, lama lagi," kata dia.
Aca merasa, uang yang disisihkannya untuk ongkos menumpang MRT sepadan dengan kenyamanan yang ia peroleh.
Oleh karenanya, ia tak ambil pusing dengan ongkos sebesar Rp 15.000 yang ia bayar untuk menggunakan MRT hari itu.
Rinciannnya, dari ASEAN-Bundaran HI (Rp 7.000), Dukuh Atas-Senayan (Rp 5.000), dan Senayan-ASEAN (Rp 3.000).
Terlebih, saat ini MRT masih memberlakukan diskon 50 persen untuk setiap perjalanan.
Rahmat (35), penumpang MRT asal Ciputat, punya alasan lain.
Sejak masa uji coba MRT dimulai, ia telah meyakinkan diri menggunakan MRT untuk pergi dan pulang dari tempat kerjanya di kawasan Senayan.
Alasannya sederhana, ia dapat memperoleh waktu lebih banyak untuk istirahat.
“Kalau saya waktu naik transjakarta lebih sering berdirinya. Gimana mau merem?” ucap Rahmat setengah bercanda kepada Kompas.com di Stasiun Lebak Bulus, Jumat (5/4/2019).