Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Naturalisasi Sungai DKI yang Dipertanyakan...

Kompas.com - 10/04/2019, 09:57 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menerbitkan aturan naturalisasi sungai dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pembangunan dan Revitalisasi Prasarana Sumber Daya Air Secara Terpadu dengan Konsep Naturalisasi.

Namun, awak media kesulitan mencari penjelasan soal naturalisasi.

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yusmada Faizal yang merangkap pelaksana tugas Kepala Sumber Daya Air, awalnya keheranan ketika dimintai penjelasan soal pergub itu.

"Pergub mana itu? Yang mana? Apalagi ini?" kata Yusmada ketika ditanya Senin (8/4/2019) kemarin.

Baca juga: Anies Terbitkan Pergub Naturalisasi Sungai

Setelah ditunjukkan salinan pergub yang diakses melalui jdih.jakarta.go.id, Yusmada menjelaskan pergub itu dibuat untuk mengatur otorisasi dalam program naturalisasi.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal di Balai Kota, Selasa (6/3/2018).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal di Balai Kota, Selasa (6/3/2018).

Namun, Yusmada tak menjelaskan lebih lanjut ketika ditanya lebih detail soal hal-hal yang dikerjakan maupun soal pelebaran sungai yang selama ini dilakukan.

"Ini kalian (wartawan) ini pengin dikonfrontir antara normalisasi dengan naturalisasi. Sudahlah. Jangan dikonfrontir antara normalisasi dengan naturalisasi!" ujar dia seraya meninggalkan wartawan.

Baca juga: Kirim Surat ke Kementerian PUPR, Anies Minta Dukungan untuk Naturalisasi

Awak media mencoba bertanya pada pejabat lainnya, yakni Kepala Dinas Kehutanan Suzi Marsitawati. Sebab di dalam pergub dijelaskan konsep naturalisasi melibatkan aspek ruang terbuka hijau (RTH) dan ekologi lingkungan.

Namun, Suzi mengaku sama sekali tak tahu soal pergub itu dan menolak menjawab ketika ditemui di Gedung DPRD DKI pada Selasa (9/4/2019).

"Tanyanya sama Dinas Sumber Daya Air dong, kok tanya ke Dinas Kehutanan," kata Suzi.

Di DPRD DKI, Yusmada sempat menjelaskan konsep naturalisasi ketika ditanya oleh Komisi D.

Baca juga: Pemprov DKI: Naturalisasi Sungai adalah Membiarkan Sungai pada Keadaan Aslinya

"Kalau yang dimaksud naturalisasi ini apa? Mohon dijawab itu, jangan-jangan dipikiran kita Michael Owen mau pindah gitu ya?" tanya anggota Komisi D Bestari Barus.

"Kalau banyak orang tanya (naturalisasi), karena semua referensi Google ini lebih banyak soal sepak bola, saya susah juga cari naturalisasi yang keluar statement Pak Anies," tambah dia.

Yusmada menjelaskan, konsep naturalisasi sungai yang akan dikerjakan Pemprov DKI sebenarnya tak menolak betonisasi seperti yang dikerjakan di program normalisasi pemerintah pusat.

Kata Yusmada, membeton atau tidak hanya soal teknik menahan longsor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com