Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Ratusan Order Fiktif, Apotek K24 Terpaksa Tutup Orderan Via Go-Jek

Kompas.com - 11/04/2019, 14:04 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya orderan fiktif yang masuk terpaksa membuat Apotek K24 Pesanggrahan, Meruya Utara, Jakarta Barat menutup layanan pemesanan melalui aplikasi Go-Jek pada Senin (8/4/2019) lalu.

Nisa (30) salah seorang petugas apotek mengatakan, pada hari itu ratusan orderan fiktif masuk ke apotek mereka.

"Sebenarnya itu sudah lama, tadinya cuma satu, dua (order), tapi kemarin makin kemari, makin ramai. Bisa sampai ratusan order," ujar Nisa kepada Kompas.com di lokasi, Kamis (11/4/2019)

Karena membeludaknya jumlah orderan fiktif yang masuk, pihak apotek kemudian mengambil inisiatif untuk tidak menerima orderan masuk.

Baca juga: Apotek K24 Diserbu Pengemudi Go-Jek karena Order Fiktif, Begini Ceritanya

Mereka menghubungi pihak Halodoc yang terafiliasi dengan Go-Jek untuk menonaktifkan layanan agar tak ada order yang masuk ke apotek mereka.

"Kan kalau yang datang sampai ratusan begitu mengganggu operasional kita juga, selain itu kasian juga para driver-nya," kata dia.

Ia kemudian menjelaskan, biasanya orderan yang masuk berupa pesanan obat seharga Rp 1.000-Rp 5.000. Namun, ongkos yang masuk bisa mencapai puluhan hingga ratusan ribu rupiah.

"Bisanya tuh setelah beli mereka nganter, terus sampai alamat enggak ada siapa-siapa, dibalikin lagi obatnya," ungkapnya.

Iswan (42), pedagang yang berjualan 24 jam di dekat lokasi Apotek mengatakan, banyaknya driver gojek yang datang ke apotek itu sebenarnya sudah sejak empat hari sebelumnya.

"Siang malam itu ramai kemarin, dari jam 00.00 WIB sampai jam 11.00 WIB lah," ujar Iswan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com