Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengemudi Go-Jek Terima Order Fiktif di Apotek K24

Kompas.com - 12/04/2019, 18:16 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Senin (8/4/2019) lalu, Apotek K24 di Pesanggrahan, Meruya Utara, Jakarta Barat dipadati pengemudi Go-Jek.

Kepadatan itu terjadi lantaran sejumlah driver tersebut menerima order fiktif dari seseorang yang tak diketahui identitasnya.

Salah satu driver yang menerima order fiktif tersebut adalah Fikri Oktaviani.

"Saya juga kurang paham tapi pas dapat order itu si customer telepon saya, dia bilang 'ada WhatsApp enggak?' Kata saya ada, lalu saya dihubungi via WA," kata Fikri melalui pesan singkat kepada Kompas.com Jumat (12/4/2019).

Kala itu jumlah ongkos kirim yang didapat Fikri Rp 90.000. Fikri kemudian diajak berunding oleh si pelanggan dengan meminta dikirimi uang ongkos sebesar Rp 30.000, sementara sisanya dapat diambil oleh Fikri.

Baca juga: Apotek K24 Diserbu Pengemudi Go-Jek karena Order Fiktif, Begini Ceritanya

Ia kemudian bertanya kepada si pelanggan "aman enggak?" Lalu si pelanggan menjawab bahwa tindakan itu aman dan akun Fikri tidak akan bermasalah akibat orderan tersebut.

Fikri pun mengambil orderan pembelian obat tersebut dan kemudian menyelesaikan orderan yang beralamat di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara tersebut.

"Terus dia nagih Gopay-nya, enggak saya transfer, terus dia bilang "oh abang mau main-main?,' Saya bilang 'iya kenapa enggak suka ya sudah ketemu yuk', eh saya diblok," ujarnya

Kemudian Fikri menelepon pelanggan tersebut dengan berpura-pura mengatakan bahwa ia mengetahui di mana kebaradaan si pelanggan.

Si pelanggan pun ketakutan dan memohon maaf kepada Fikri.

"Alhamdulillah akun saya aman sampai sekarang," katanya.

Baca juga: Ada Ratusan Order Fiktif, Apotek K24 Terpaksa Tutup Orderan Via Go-Jek

Seorang driver Go-Jek lainnya bernama Fikri Ramadhan Al Hafiz mengaku empat kali mendapat orderan fiktif dari seorang pelanggan bernama Julius tersebut.

Namun, ia mengaku tidak berani mengambil orderan tersebut karena menurut informasi yang beredar di kalangan para pengendara Gojek, jika mengambil order tersebut bisa berisiko di-suspend atau putus mitra.

"Soalnya yang namanya opik (orderan fiktif) cuma isengin driver dan kalau ada yang kejebak dia pick up orderannya, orang yang buat opik dia tinggal lapor ke pihak Go-Jek dengan alasan driver mengambil barang," kaya Hafiz.

Ia pun mengaku sudah melaporkan orderan fiktif tersebut ke pihak Go-Jek dan berharap untuk ditindaklanjuti.

Roby Miharjo, pengemudi lain yang juga mengaku tak berani mengambil meski tiga kali mendapat orderan fiktif tersebut mengatakan sejatinya dengan menolak para driver juga dirugikan.

"Ya kalau sering cancel, orderan performa kita kan jadi turun, orderan yang masuk juga jadi sedikit," kata dia.

Saat ini, pihak Apotek K24 terpaksa menghentikan pemesanan obat melalui applikasi halodok yang terafiliasi dengan Go-Jek demi mengantisipasi banyaknya orderan fiktif yang masuk.

Pihak Go-Jek belum memberikan keterangan resmi terkait tindak lanjut dari orderan fiktif yang masuk kepada mitra-mitra mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com