JAKARTA, KOMPAS.com - Senin (8/4/2019) lalu, Apotek K24 di Pesanggrahan, Meruya Utara, Jakarta Barat dipadati pengemudi Go-Jek.
Kepadatan itu terjadi lantaran sejumlah driver tersebut menerima order fiktif dari seseorang yang tak diketahui identitasnya.
Salah satu driver yang menerima order fiktif tersebut adalah Fikri Oktaviani.
"Saya juga kurang paham tapi pas dapat order itu si customer telepon saya, dia bilang 'ada WhatsApp enggak?' Kata saya ada, lalu saya dihubungi via WA," kata Fikri melalui pesan singkat kepada Kompas.com Jumat (12/4/2019).
Kala itu jumlah ongkos kirim yang didapat Fikri Rp 90.000. Fikri kemudian diajak berunding oleh si pelanggan dengan meminta dikirimi uang ongkos sebesar Rp 30.000, sementara sisanya dapat diambil oleh Fikri.
Baca juga: Apotek K24 Diserbu Pengemudi Go-Jek karena Order Fiktif, Begini Ceritanya
Ia kemudian bertanya kepada si pelanggan "aman enggak?" Lalu si pelanggan menjawab bahwa tindakan itu aman dan akun Fikri tidak akan bermasalah akibat orderan tersebut.
Fikri pun mengambil orderan pembelian obat tersebut dan kemudian menyelesaikan orderan yang beralamat di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara tersebut.
"Terus dia nagih Gopay-nya, enggak saya transfer, terus dia bilang "oh abang mau main-main?,' Saya bilang 'iya kenapa enggak suka ya sudah ketemu yuk', eh saya diblok," ujarnya
Kemudian Fikri menelepon pelanggan tersebut dengan berpura-pura mengatakan bahwa ia mengetahui di mana kebaradaan si pelanggan.
Si pelanggan pun ketakutan dan memohon maaf kepada Fikri.
"Alhamdulillah akun saya aman sampai sekarang," katanya.
Baca juga: Ada Ratusan Order Fiktif, Apotek K24 Terpaksa Tutup Orderan Via Go-Jek
Seorang driver Go-Jek lainnya bernama Fikri Ramadhan Al Hafiz mengaku empat kali mendapat orderan fiktif dari seorang pelanggan bernama Julius tersebut.
Namun, ia mengaku tidak berani mengambil orderan tersebut karena menurut informasi yang beredar di kalangan para pengendara Gojek, jika mengambil order tersebut bisa berisiko di-suspend atau putus mitra.
"Soalnya yang namanya opik (orderan fiktif) cuma isengin driver dan kalau ada yang kejebak dia pick up orderannya, orang yang buat opik dia tinggal lapor ke pihak Go-Jek dengan alasan driver mengambil barang," kaya Hafiz.
Ia pun mengaku sudah melaporkan orderan fiktif tersebut ke pihak Go-Jek dan berharap untuk ditindaklanjuti.
Roby Miharjo, pengemudi lain yang juga mengaku tak berani mengambil meski tiga kali mendapat orderan fiktif tersebut mengatakan sejatinya dengan menolak para driver juga dirugikan.
"Ya kalau sering cancel, orderan performa kita kan jadi turun, orderan yang masuk juga jadi sedikit," kata dia.
Saat ini, pihak Apotek K24 terpaksa menghentikan pemesanan obat melalui applikasi halodok yang terafiliasi dengan Go-Jek demi mengantisipasi banyaknya orderan fiktif yang masuk.
Pihak Go-Jek belum memberikan keterangan resmi terkait tindak lanjut dari orderan fiktif yang masuk kepada mitra-mitra mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.