Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Terbakar Pun Mereka Tetap Ingin Tinggal di Kolong Tol Pluit

Kompas.com - 16/04/2019, 12:32 WIB
Pavel Tanujaya,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi kolong tol Pluit, Jakarta Utara, semakin berantakan setelah kebakaran yang melanda pada 30 Maret 2019. Penghuninya pun masih bertahan dengan kondisi seperti itu.

Pengamatan Kompas.com, Selasa (16/4/2019), setengah dari permukiman yang terbakar di kolong Tol Pluit sudah ditutup oleh pembatas untuk diperbaiki. Sementara yang belum ditutup dalam kondisi rusak dan tak terawat.

Beberapa warung makanan dan warung kelontong sudah mulai berjualan. Banyak anak-anak yang bermain, juga menonton televisi di rumah yang sudah bekas terbakar dengan genset sebagai sumber listrik.

Sampah terlihat di mana-mana. Banyak baju-baju yang hangus sedikit, masih bisa layak pakai dikumpulkan jadi satu. Warga sekitar tidak mengetahui kapan sampah tersebut bisa diambil.

Baca juga: Pemkot Jakut Tetapkan Masa Tanggap Darurat Usai Kebakaran Kolong Tol Pluit 

Salah seorang penghuni, Marni, mengatakan tidak mempunyai pilihan tempat tinggal lagi. Saat kolong tol akan direnovasi, da dan keluarganya akan tetap tinggal di dekat permukiman tersebut.

"Saya pengennya sih disini aja, ngampar-ngampar di mana dah. Habis mau di mana lagi? Paling pasang terpal buat alas, kan, tidur di sini," ujar Marni.

Hal serupa juga disampaikan oleh Roni, korban yang membuka warung kelontong. Rencananya, dia  juga akan bergeser sementara ke daerah-daerah di dekat permukiman tersebut.

Kondisi Kolong Tol Pluit yang sudah dibatasi pembatas besi untuk direnovasi, Selasa (16/4/2019)KOMPAS.COM/PAVEL TANUJAYA Kondisi Kolong Tol Pluit yang sudah dibatasi pembatas besi untuk direnovasi, Selasa (16/4/2019)
"Geser sih palingan. Ya kita mah enggak minta banyak-banyak. Kita minta tinggal di sini doang. Enggak usah dipindah-pindahin, ke rusun atau apalah. Karena kalau ke rusun kita juga harus bayar entar. Jadi kita cuma pengen kita di sini aja terus, soalnya warung, bisnis, dan lain-lain kan kita buka di sini dari dulu," ujar Roni.

Baca juga: Kesaksian Warga soal Kebakaran di Kolong Tol Pluit

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana mengelola kolong tol yang selama ini dikelola PT Citra Marga Nusaphala Persada yang mendapat wewenang dari Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR.

Anies juga telah mengirimkan surat kepada Kementerian PUPR agar pengelolaan tersebut diserahkan kepada Pemprov DKI Jakarta.

Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian mengatakan, pihaknya telah menerima surat Anies.

Hedy mengatakan, detail perencanaan dibutuhkan karena kegiatan yang akan dilakukan di kolong tol berkaitan dengan keamanan.

 

Baca juga: Kompor Meledak Diduga Penyebab Kebakaran 100 Bangunan di Kolong Tol Pluit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com