Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Ahok Protes di TPS Osaka, Begini Penjelasan PPLN...

Kompas.com - 16/04/2019, 15:46 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Video yang menggambarkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) marah-marah saat mencoblos di Osaka, Jepang, tersebar di media sosial.

Lewat siaran pers, Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Osaka membantah pihaknya berupaya menghalangi BTP saat ingin memberikan hak suaranya pada Minggu (14/4/2019) lalu.

PPLN Osaka menjelaskan, keributan itu berawal dari membeludaknya jumlah pemilih yang masuk dalam DPTb (Daftar Pemilih Tambahan) dan DPK (Daftar Pemilih Khusus). BTP sendiri termasuk dalam DPTb.

Baca juga: Viral Ahok Protes di TPS Osaka, Jepang, Ini Penjelasan BTP...

Akibat TPS membeludak, PPLN Osaka mengatur agar calon pemilih DPTb dan DPK baru bisa mulai memilih pukul 16.00. Pada pukul 15.30, petugas pun membentuk antrean calon pemilih DPTb dan DPK yang diikuti BTP.

"Namun karena banyak calon pemilih yang meminta untuk berfoto dengan yang bersangkutan, Bapak BTP memilih keluar untuk tidak mengganggu antrean. Posisi antrean yang bersangkutan digantikan sementara oleh rekannya," tulis PPLN Osaka dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (16/4/2019).

Di saat bersamaan, PPLN bersama saksi dan pendukung kandidat mengatur giliran masuk ke TPS. Mekanismenya, calon pemilih yang terdaftar pada DPTb PPLN Osaka dapat nomor urut terdepan.

Baca juga: [BERITA POPULER] Viral Ahok Protes di TPS Osaka | Boleh Mencoblos di Atas Pukul 13.00, Cek Syaratnya

Namun, saat petugas mulai memanggil nomor urut calon pemilih, sebagian calon pemilih meminta giliran masuk ke TPS didasarkan pada posisi para calon pemilih dalam antrean.

"Pada saat yang sama Bapak BTP yang selesai melayani permintaan foto ingin kembali ke posisi barisannya. Beberapa calon pemilih yang mengira Bapak BTP baru masuk, berasumsi yang bersangkutan menyerobot antrean," lanjut PPLN Osaka.

Salah satu calon pemilih kemudian meminta saksi menegur BTP. Saat itulah terjadi keributan antara BTP dan saksi tersebut.

BTP berpendapat, ia seharusnya diberikan kesempatan paling awal karena ia calon pemilih yang telah terdaftar pada DPTb PPLN Osaka.

Ketua PPLN Osaka kemudian menjelaskan kepada BTP bahwa sesuai pengaturan yang sudah ditetapkan, calon pemilih yang sudah terdaftar di DPTb PPLN Osaka-lah yang memperoleh nomor antrian awal.

Mekanisme tersebut kemudian dijelaskan pula oleh para saksi kepada calon pemilih yang lain dan dapat diterima.

Akhirnya, BTP memperoleh nomor antrean sesuai urutan dan dipersilakan naik ke ruang tunggu pemilih dan dapat menggunakan hak pilihnya sesuai prosedur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com