Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

M Taufik: Kalau Politik Uang Itu untuk Ribuan Orang, Bukan 80 Orang

Kompas.com - 16/04/2019, 16:44 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Anggota Legislatif DPRD DKI Jakarta M. Taufik menyebut biaya kepada para koordinator saksi dan saksi merupakan anggaran dari caleg dan subsidi partai.

Masing-masing menanggung sebesar 50 persen untuk membiayai para saksi.

"Jadi kalau di Gerindra ada 2, subsidi partai dan caleg patungan untuk ngongkosin saksi. Itu kan namanya ongkos politik, koordinator saksi harus diberi uang untuk dia kerja keliling-keliling per TPS. Saksinya harus dikasih uang juga," jelas Taufik di Kantor Seknas Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2019).

Ia pun menyebut hal tersebut bukanlah politik uang, melainkan hanya ongkos politik yang diberikan kepada saksi untuk bekerja.

Baca juga: Penjelasan M Taufik soal Penangkapan (OTT) di Depan Posko Pemenangannya

"Jadi saya kira agak aneh ya menurut saya kan kalau kita memberikan uang kepada koordinator saksi dan pada saksi itu ongkos politik. Dan itu sah menurut undang-undang. Kalau money politic kenapa musti buat 80 orang, kalau money politic itu buat ribuan orang," kata dia.

Hal ini berkaitan dengan penangkapan seorang koordinator saksi RW berinisial CL di Posko Pemenangan di Wilayah Warakas, Jakarta Utara, pada Senin (15/4/2019).

Saat itu CL ditangkap dengan uang Rp 40 juta yang diduga akan dibagi-bagikan atau politik uang.

Baca juga: Gerindra Akan Bela Pria yang Ditangkap di Depan Posko M Taufik jika Ditahan Polisi

Padahal menurut Taufik uang tersebut hanya dikhususkan untuk koordinator saksi dan saksi.

"Uang saksi Rp 300 ribu, uang koordinator saksi karena membawahi beberapa RW itu Rp 500 ribu. Kerjanya dari kemarin sampai H-1. Semua wilayah ada," jelasnya.

Sebelumnya, seorang pria berinisial CL diamankan di depan rumah calon anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Gerindra, M Taufik, di Jakarta, Senin (15/4/2019) petang.

"Ketangkap (pukul) 17.30 WIB di wilayah Warakas (Jakarta Utara) di depan rumah Pak Taufik di posko pemenangannya," kata Ketua Bawaslu Jakarta Utara Mochamad Dimyati, Selasa (16/4/2019).

Dimyati menuturkan, pria berinisial CL itu ditangkap karena dugaan politik uang. Ia menyebut, CL diamankan dengan sejumlah lembar amplop berisi uang tunai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com