TANGERANG, KOMPAS.com - Keributan terjadi di tempat pemungutan suara (TPS) di Perumahan Lippo Karawachi Utara, Tangerang, Banten.
Keributan itu disebabkan oleh kurangnya surat suara dan ditemukannya satu bundel surat suara presiden yang disilang menggunakan spidol di lokasi tersebut.
Salah seorang warga bernama Junita menceritakan keributan yang terjadi di lokasi.
Awalnya, Junita yang tak memegang surat C6 atau undangan memilih itu datang ke lokasi TPS 44-50 yang ada di Taman Holland, Perumahan Lippo Karawachi Utara tersebut.
Baca juga: Fakta Sidang Vlog Idiot Ahmad Dhani di Surabaya, Diwarnai Ricuh hingga Jaksa Belum Siap
Ia langsung antre dan mendaftar ke petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 44.
Namun, ia diberi penjelasan oleh petugas bahwa ia bisa memilih setelah semua pemegang C6 selesai memilih.
"Ya awalnya dibilang bisa, ya enggak apa-apa, saya tunggu," kata Junita kepada Kompas.com, Rabu (17/4/2019).
Namun, setelah lama menunggu, ternyata ia tidak diperbolehkan untuk memilih lantaran surat suara di lokasi tersebut dinyatakan habis oleh petugas.
Hal serupa juga disampaikan oleh Oliv, seorang mahasiswa yang juga tak terdaftar dalam DPT.
Ia mengaku bersama warga lainnya melaporkan hal tersebut ke KPU serta memviralkan kejadian itu melalui media sosial.
Setelahnya, KPU kembali mengirimkan surat suara ke TPS tersebut agar warga yang belum memilih tetap bisa menggunakan surat suara mereka.
"Ya padahal warga, khusunya mahasiswa banyak tadi yang ingin memilih, tetapi terpaksa pulang dan enggak bisa milih," kata dia.
Lebih lanjut, Ketua KPPS 44, Yati Suhardi, mengatakan bahwa kurangnya surat suara disebabkan oleh banyaknya warga yang tidak masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Ia mencatat, di TPS-nya setidaknya ada 200 warga yang mendaftar sebagai daftar pemilih khusus (DPK).
"Waktu di sensus itu (warga) susah di datanginnya, ada yang kerja, kita datang pagi mereka sudah berangkat, kita datang Sabtu-Minggu kayaknya enggak mau diganggu, kita datangi ke pembantu juga mereka tanya ke majikan," ucap dia.