Tak kunjung mendapat data, pihaknya langsung meminta data yang ada pada manajemen perumahan Lippo Karawachi Utara kemudian menyerahkan data itu ke KPU. Dari data itulah kemudian keluar DPT.
"Jadi hari ini mereka mengiranya dipersulit, padahal surat suara kita sesuai dengan DPT ditambah 2 persen," kata Yati.
Saat jumlah surat suara yang ada sudah habis, barulah terjadi keributan oleh warga yang belum melakukan pencoblosan di TPS.
Akhirnya, pihak KPPS meminta kepada KPU untuk mengirimi surat suara tambahan agar warga yang protes di lokasi tersebut tetap dapat memilih.
Setelah surat suara datang, petugas pun membagi-bagikan surat tersebut ke tujuh TPS yang ada di lokasi tersebut.
Namun, warga yang sudah tersulut emosi masih melakukan keributan di sana. Bahkan, mereka mengacak-ngacak surat suara sisa yang ada di lokasi tersebut.
"Kita ada sisa surat suara tambahan disimpan di sini, sisa hasil bagi, 'Ini surat suara masih banyak kenapa tidak dibagikan'," kata dia.
Baca juga: Tolak Izin Tambang di Aceh, Demo Mahasiswa Ricuh di Kantor Gubernur
Melihat situasi tersebut, pihak kepolisian, KPU, TNI dan pejabat pemerintah setempat membantu mengamankan situasi.
Setelah warga mendapat penjelasan dari para aparat, barulah keributan berhasil diredam dan pemilihan kembali dilanjutkan.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi pada Rabu sore, sudah tak terlihat warga yang protes karena tak bisa memilih di lokasi tersebut.
Hingga saat ini, para petugas KPPS tampak sibuk menghitung surat suara yang sudak masuk dalam kotak suara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.