Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Integrasi KA Bandara-MRT di Dukuh Atas, Penumpang Repot Tenteng Koper

Kompas.com - 22/04/2019, 12:22 WIB
Vitorio Mantalean,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya integrasi moda kereta api bandara dengan moda raya terpadu (MRT) di Kawasan Integrasi Dukuh Atas dinilai sejumlah penumpang masih perlu pembenahan.

Pembenahan tersebut terutama untuk kemudahan akses Stasiun KA Bandara BNI City dengan Stasiun MRT Dukuh Atas yang terletak tak sampai 100 meter di seberangnya.

"Kami kesusahan karena harus menenteng koper untuk naik-turun tangga," keluh Susan (27) yang mengaku berasal dari Taiwan dan baru tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Senin (22/4/2019) pagi tadi.

Baca juga: Hiiii... Banyak Ulat di Jalan Menuju Stasiun MRT Fatmawati

Ketika dijumpai Kompas.com, Susan yang datang bersama dua orang teman lainnya tampak menenteng koper untuk menaiki anak tangga menuju Stasiun MRT Dukuh Atas.

"Sebaiknya disediakan jalur khusus yang tidak perlu pakai tangga seperti di sana," tambahnya merujuk jalur landai difabel yang menempel di depan Stasiun BNI City.

Setelahnya, ia dan temannya makin kepayahan karena harus menuruni puluhan anak tangga sembari menenteng koper guna menuju peron MRT yang berada di bawah tanah.

Baca juga: Ada MRT dan Integrasi Antar Moda, Penumpang KA Bandara Naik 11 Persen

Ketika Kompas.com menanyakan alasan tidak menggunakan lift, teman Susan, Olivia (29) justru balik bertanya.

"Memangnya ada lift? Kalau begitu kurang jelas menyiapkan petunjuk arah," ujarnya.

Posisi lift untuk turun ke Stasiun Dukuh Atas memang kurang terlihat jika penumpang bergerak dari arah Stasiun BNI City atau Stasiun Sudirman karena agak terhalang dekorasi dan sediri bangunan setinggi lima meter.

Akibatnya, penumpang langsung menuruni tangga ke Stasiun Dukuh Atas yang jelas terlihat dari arahnya berjalan.

Sementara itu, penumpang lainnya, Hasan (42) memberi usul berbeda. Hasan yang mengaku sering bolak-balik naik pesawat terbang ini menyarankan agar dibangun terowongan bawah tanah langsung dari Stasiun BNI City.

"Begini enggak bagus ini. Coba kalau hujan?" ujar Hasan yang mengaku baru mendarat dari Makassar hari ini.

"Baiknya dibikin lah terowongan langsung dari stasiun (BNI City) ke MRT. Toh nanti juga turun-turun juga, tapi (sekarang) kita mesti keluar dulu. Ini kan repot. Bukan terintegrasi namanya, tapi nempel-nempelan saja," ia menjelaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com