Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi Peringati Hari Bumi: Darurat Sampah, Pulihkan Jakarta Sekarang!

Kompas.com - 22/04/2019, 17:27 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah anggota Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menggelar aksi dalam rangka memperingati Hari Bumi 2019 pada Senin (22/4/2019).

Mereka membawa beberapa spanduk yang bertuliskan "Jakarta Darurat Ekologi", "1001 Aksi untuk Bumi", "Pilih Keadilan Ekologis", "Darurat Sampah, Pulihkan Jakarta Sekarang".

Empat anggota WALHI memakai kostum berwarna orange seperti petugas prasarana dan sarana umum (PPSU) namun bertuliskan Walhi.

Mereka juga mengenakan masker antipolusi sebagai tanda protes.

Baca juga: Selamat Hari Bumi, Bermula dari Peristiwa 1969 Hingga Dirayakan Dunia

Selain itu, anggota WALHI juga membawa miniatur bola bumi yang dibuat dari spanduk bekas.

Aksi ini mereka gelar dari depan Balai Kota DKI Jakarta, kemudian berjalan kaki menuju Taman Aspirasi, Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Dalam aksinya, mereka menuntut agar pemerintah DKI Jakarta memulihkan keseimbangan ekologis  dan pencemaran lingkungan hidup.

Kerusakan ekologis yang disorot di antaranya mengenai kondisi sungai di Jakarta, masalah sampah, dan juga polusi udara.

Baca juga: Memerangi Sedotan Plastik di Hari Bumi

"Pemerintah DKI Jakarta masih saja mengabaikan berbagai fakta dan kegentingan yang terjadi. Berbagai krisis belum mampu dijawab dengan solusi yang menyentuh hingga akar maupun substansi persoalan," ujar salah satu anggota WALHI melalui pengeras suara.

Direktur Eksekutif Walhi DKI Jakarta Tubagus Soleh Ahmadi mengatakan, pihaknya mendesak agar Pemerintah DKI Jakarta membuat Ibu Kota berhenti terbebani dari kerusakan ekologis.

Baca juga: Peringati Hari Bumi, Akhiri Sampah Plastik Sekarang Juga!

"Upaya pemulihan harus dilakukan secara terbuka dan partisipatif bersama warga yang dilakukan secara terukur dan terarah," kata Tubagus kepada Kompas.com, di Monas.

Pihaknya juga mendesak agar pemerintah tegas dalam memberlakukan penegakan hukum mengenai masalah-masalah ekologis ini.

Penegakan hukum tersebut, menurut Tubagus dimulai dari pengawasan, review, izin, serta audit kepatuhan lingkungan hidup.

"Ini harus diberlakukan ke seluruh industri berpotensi mencemari dan merusakan lingkungan hidup," ujarnya.

Walhi juga meminta agar pemerintah lebih melindungi wilayah kelola rakyat masyarakat ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil dan juga sumber-sumber kehidupan penting di dalamnya.

Mereka pun mengakhiri aksinya sekitar pukul 16.00 WIB di Taman Aspirasi Monas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com