Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Boks Berstiker KPU Dituding Berisi C1, Pekerja Percetakan Kesal

Kompas.com - 22/04/2019, 22:57 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah video yang viral di internet menampilkan sebuah mobil boks berstiker KPU digerebek sejumlah orang yang menuding bahwa mobil boks itu berisi formulir C1 yang hendak dimodikasi.

Setelah ditelusuri, video tersebut diambil di depan sebuah pabrik percetakan bernama Digital Print di kawasan Condet, Jakarta Timur.

Fikri (22), karyawan pabrik percetakan itu, mengatakan, peristiwa tersebut terjadi Senin (22/4/2019) dini hari.

"Ada orang ke sini ramai-ramai, ngakunya orang Condet sini, dikiranya kami membawa surat suara," kata Fikri kepada wartawan, Senin sore.

Baca juga: Viral Mobil Boks Berstiker KPU Diduga Berisi C1 Digerebek, Ini Faktanya...

Fikri menuturkan, orang-orang itu, sekitar 20 orang, menuntut untuk masuk ke ruangan pabrik. Di sana, mereka mempertanyakan banyaknya spanduk bergambar Jokowi dan tidak adanya spanduk bergambar Prabowo.

"Ini kok banyaknya Jokowi, Prabowonya mana? Harusnya kan KPU netral. Mereka itu menganggapnya kami itu sepihak, padahal itu kan karena orderannya aja," ujar Fikri.

Fikri melanjutkan, orang-orang itu mengancam akan bertahan di Digital Print sampai Bawaslu mendatangi tempat itu. Namun, mereka akhirnya membubarkan diri pada pukul 04.00 WIB meski Bawaslu belum tiba.

Arif (33), karyawan lainnya, merasa kesal dengan tuduhan yang diberikan terhadap tempat kerjanya. Ia membantah mobil milik pabrik tempat kerjanya itu membawa formulir C1 yang hendak dimodifikasi. 

"Mobil ini cuma buat ngangkut barang aja kalau spanduknya sudah selesai. Spanduk-spanduk caleg atau capres yang diorder nanti dikirim ke daerah-daerah," kata Arif.

Arif juga membantah bahwa tempat kerjanya mempunyai alat yang bisa mengubah formulir C1 sebagaimana yang dinarasikan dalam video yang viral itu.

Ia mengatakan, Digital Print merupakan pabrik penyedia spanduk yang bahan pembuatannya berbeda dengan bahan pembuatan formulir C1.

"Di sini cuma alat peraga kampanye. Jadi kami enggak ada hubungannya dengan kecurangan surat suara. Media mesin kami itu spanduk yang bahannya beda," ujar Arif terheran-heran.

Arif merasa video viral yang menuduh Digital Print mempermainkan hasil pemilu telah merugikan dirinya dan tempatnya bekerja.

Dalam video yang beredar dinarasikan bahwa mobil itu berisi formulir C1 yang hendak dimodifikasi. 

"Tertangkap basah, supir dan aparat yg kawal langsung kabur, kejadian di Condet semalam. Lgsg kami amankan barbuk, Panik berusaha mau rubah C1. Kalau mmg hasil QC sdh menang knp masih berusaha CURANG dimana mana?," bunyi keterangan yang menyertai video itu.

Ketua KPU Jakarta Timur Wage Wardhana mengatakan, mobil itu milik pabrik percetakan bernama Digital Print. Mobil itu tidak berisi formulir C1 sebagaimana yang ditudingkan.

"Bisa dipastikan di sana tidak ada surat suara, tidak ada berita acara dan lain-lain terkait sarana untuk mengubah suara. Itu murni APK," ujar Wage saat dikonfirmasi Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

Megapolitan
Pemudik Keluhkan Sulit Cari 'Rest Area', padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Pemudik Keluhkan Sulit Cari "Rest Area", padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Megapolitan
Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Megapolitan
Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Megapolitan
Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Megapolitan
Cuti Lebaran Usai, Ganjil Genap di Jakarta Berlaku Hari Ini

Cuti Lebaran Usai, Ganjil Genap di Jakarta Berlaku Hari Ini

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com