Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara agar Terhindar dari Pelecehan Seksual di Kereta Api

Kompas.com - 25/04/2019, 18:15 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pelecehan seksual kembali terjadi dalam transportasi umum. Peristiwa paling akhir menimpa seorang perempuan dalam perjalanan dengan kereta api (KA) dari Jakarta ke Surabaya, Senin (22/4/2019).

Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia ( KAI) Edy Kuswoyo memberikan imbauan kepada  penumpang perempuan yang naik KA atau kereta rel listrik. Ia meminta penumpang perempuan mewaspadai orang yang mencurigakan di sekitarnya.

"Penumpang harus waspada. Kemudian tidak mudah percaya dengan orang yang tidak dikenal karena bisa juga orang tersebut akan melakukan modus ke kita," kata Edy saat dihubungi, Kamis ini.

Baca juga: Kesaksian Penumpang Korban Pelecehan Seksual di KA Jakarta-Surabaya

Ia juga meminta penumpang segera melapor ke petugas jika ada orang yang mencurigakan.

Edy berjanji laporan akan ditindaklanjuti. Pihaknya telah membimbing staf dan petugas mengenai masalah pelecehan seksual.

"Mungkin imbauan tambahan segera mungkin melaporkan ke petugas apabila ada hal-hal atau perbuatan yang tidak menyenangkan kemudian segera melaporkan ke petugas apabila ada orang mencurigakan," kata dia.

Founder Komunitas Perempuan Rika Rosvianti beberapa waktu lalu juga memberikan tips agar terhindar dari pelecehan seksual di kereta api atau pun KRL.

Pertama, penumpang perempuan diimbau tidak tidur selama perjalanan.

Baca juga: Viral Pelecehan Seksual Dalam Kereta, PT KAI Minta Maaf

"Kedua, usahakan untuk kabari keluarga atau kerabat setelah naik KRL," ujar Rika.

Penumpang perempuan juga diminta tidak sibuk menggunakan ponsel saat berada di kereta agar tidak menurunkan kewaspadaan. Hal itu juga membuat penumpang lebih bisa mewaspadai orang-orang yang mencurigakan.

"Seharusnya di dalam transportasi publik juga tidak mendengarkan musik karena dapat menurunkan kewaspadaan," lanjut dia. 

Selain itu, ada beberapa alat bantu untuk melawan ketika terjadi pelecehan. Alat-alat yang bisa dipakai untuk melawan pelaku pelecehan adalah cincin bermata besar, payung, helm, parfum, buku berukuran tebal, peluit, minyak gosok, sepatu hak, dan kacamata.

"Alat-alat ini bisa digunakan untuk menyerang pelaku di mata atau wajah dan kelamin agar punya waktu untuk melarikan diri," kata Rika. 

Pihaknya berharap cara-cara pencegahan itu dapat membantu agar pelecehan seksual tak makin marak terjadi di transportasi massal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com